Telisik Makam Belanda Jalan Kamboja, Saksi Bisu Peradaban Depok

Makam Kamboja, Depok.
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Raungan deru mesin menggema begitu bising membuat gaduh suasana.

Suara klakson yang saling bersahutan, pun tak urung menambah sedikit pening kepala di tengah benderangnya sinar matahari siang itu.

Tak jauh dari keriuhan, persisnya di samping lapangan sepak bola tampak terbujur kaku deretan nisan yang terselip pula beberapa bangunan makam tua Belanda dengan posisi lebar dan agak tinggi.

Tempat peristirahatan itu adalah tanah wakaf Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) yang diperuntukkan bagi warga keturunan Kaum 12 Marga.

Berada di sebelah timur pusat kota Depok Lama, tepatnya di Jalan Kamboja, Pancoran Mas, Depok.

Lahan yang memiliki luas 1 hektare itu merupakan tempat peristirahatan terakhir beberapa warga Depok tempo doeloe hingga sekarang.

Seperti kata pepatah, 'Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang.'

Demikian pula yang terjadi terhadap beberapa nama di areal pemakaman tersebut.

Beberapa jasad yang dimakamkan di sana, ada yang memiliki jasa yang besar untuk Depok dan masyarakat luas.

Dengan mengendarai sepeda motor, tim siap.viva.co.id bersama dua lelaki yang sudah tidak lagi muda mencoba untuk menelisik keberadaan makam tersebut.

Mereka itu ialah Ferdy Jonathans dan Geoffrey Loen, yang tak lain merupakan keturunan dari Kaum 12 Marga.

“Di sini,” kata Geoffrey sambil berhenti sesaat di depan bibir makam, “merupakan tempat pemakaman yang sangat ‘sakral’, katakanlah, bagi kami selaku Kaum 12 Marga.”

Sekalipun terasa penuh sesak, pemakaman itu tetap saja terisi dengan jasad baru keturunan Kaum 12 Marga.

Jadi, tak heran apabila kita menjumpai beberapa makam yang ternyata diisi oleh beberapa jasad yang oleh Ferdy Jonathans dijelaskan, jasad tumpang-tindih.

“Satu makam bisa berisi dua-tiga atau bahkan lebih. Sebagai contoh, sang suami dikubur di sini, kemudian istri dan anaknya. Dan masa depan, cucu-cicitnya. Begitu terus, berulang,” kata Ferdy beberapa waktu lalu.

Lebih mencengangkan lagi, di antara himpitan barisan nisan Kaum 12 Marga itu kita juga bisa melihat beberapa makam tua yang diduga merupakan pembesar di Batavia era kolonial Belanda dulu, seperti Adolf van der Capellen yang merupakan kerabat dari Gubernur Jenderal VOC Belanda dan Cor de Graaf yang bersama istrinya merupakan pendiri Rumah Sakit PGI Cikini (sekarang).

Karena itu, tak mengherankan apabila beberapa keturunan Kaum 12 Marga menyematkan tempat itu hampir serupa dengan Taman Makam Prasasti yang ada di Jakarta.

“Kalau boleh dikatakan, hampir mirip dengan Taman Makam Prasasti yang ada di Jakarta. Di sini kita bisa melihat beberapa makam tua dengan berbagai bentuk seperti stupa pada bangunan makam Cor de Graaf atau beberapa tombe (makam yang memiliki ruang bawah tanah) yang ada di sini. Unik, kan?” ucap Ferdy.