Ketika Pasukan Elite Inggris Kocar Kacir Hadapi Arek Surabaya

Pasukan Inggris dalam Perang Surabaya.
Sumber :
  • Imperial War Museum.

Siap – Dalam urusan perang, Brigade 49 dari Divisi V Inggris memang tiada santirannya. 

Tentara Jepang pun dibikin keok oleh pasukan kebanggan Kerajan Inggris tersebut. Namun, tidak berarti saat mereka berada di Surabaya.

Pada pertempuran sepanjang November 1945, bahkan mereka nyaris dikalahkan Arek Surabaya.

Sejarah mencatat, ketika pasukan Inggris menginjakkan kaki di Indonesia, mereka telah kehilangan dua jenderalnya. Salah satunya, komandan pasukan Brigade 49, Brigadir Jenderal Mallaby.

Sebelum bergerak ke Surabaya, sepak terjang Brigade 49 dikenal menakutkan.

Pada tahun 1944, satu per satu wilayah di Burma berhasil mereka taklukan dari tangan Jepang. Mereka bergerilya di hutan.

Namun, kebanggaan tersebut seolah sirna. Arek Surabaya melakukan perlawanan berbeda.

Pasukan elite Inggris nyaris tak berdaya. Kedigdayaan mereka tak begitu tampak saat kali pertama bertempur dengan para pejuang Surabaya.

Beberapa pos pasukan elite tersebut, justru berhasil diledakkan granat milik Arek Surabaya.

Dalam kondisi itulah, arkian pasukan Brigade 49 mulai meminta bantuan lebih dari Jakarta.

Gayung pun bersambut. Ketakutan pasukan Brigade 49 perlahan hilang.

Kamis, 1 November 1945, kapal perang HMS Sussex, HMS Cavalier, dan HMS Carron tampak bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Menurut Ben Anderson, yang mengutip novelet Surabaya (1947) karya Idrus mengatakan bahwa sejak beberapa hari pasukan Sekutu mendaratkan serdadu-serdadu lebih banyak disertai tank-tank raksasa.

"Tank-tank itu turun dari kapal seperti malaikat maut turun dari langit: diam-diam dan dirahasiakan oleh orang yang menurunkannya," tulis Ben Anderson dalam Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946.

Seturut dengan itu, Des Alwi dalam bukunya berjudul Pertempuran Surabaya November mengatakan hal serupa.

Kata Des Alwi, pasukan Inggris mendatangkan ribuan pasukan darat, tank, panser, dan meriam-meriam artileri juga diturunkan dari kapal.

Kematian Jenderal Mallaby, menurut AH Nasution dalam Memenuhi Panggilan Tugas jilid I, membuat Inggris mengerahkan ribuan pasukan dari Divisi V Malaya.

Selain itu, armada Laksamana Peterson, yang terdiri dari satu kapal penjelajah dan tiga perusak, juga disertakan ke Surabaya.

"Inggris juga mengirim satu brigade lagi, Divisi ke-26 dari India ke Jawa dan 2 brigade ke Sumatera. Menurut catatan Inggris serangannya tanggal 10 November di Surabaya dengan satu divisi satu brigade serta Angkatan Udara dan Angkatan Lautnya," tulis AH Nasution.

Meski pada awalnya kewalahan, Brigade 49 juga dikenal pandai menyimpan berita kekalahan Inggris atas Indonesia. Ditambah pula pascakematian Jenderal Mallaby yang tidak terlalu menggema.

Para pimpinan di Jakarta meremehkan perlawanan Arek Surabaya.

Mereka berpikir, Surabaya bakal takluk di tangan Inggris.

Hingga pada akhirnya, Panglima Admiral Heifrich mengambil jalan lain. Ia menemui Presiden Sukarno dan memutuskan untuk menyudahi perang.