Standar Ganda Rektor Universitas Indonesia Jadi Sorotan, Deolipa: Memalukan Marwah UI

Deolipa Yumara senggol Rektor UI
Deolipa Yumara senggol Rektor UI
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Praktisi hukum, Deolipa Yumara ikut menyoroti keputusan Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof Heri Hermansyah terkait nasib disertasi doktor Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.

Menurut Deolipa, Bahlil ini melanggar beberapa hal yang sifatnya sangat signifikan bagi posisi akademik.

"Pertama menggunakan dokumen-dokumen dalam disertasi nya yang memang tidak legal ya, karena dokumen-dokumen milik kelompok LSM tanpa izin dipakai oleh Bahlil dalam disertasinya," jelas Deolipa dikutip pada Minggu, 16 Maret 2025. 

Kemudian juga, ada promotor dan co promotor yang memudahkan terjadinya pembuatan disertasi.

"Yang ketiga, juga ada posisi kemungkinan si Bahlil ini mengikuti perkuliahan yang sangat cepat sekali, bahkan tidak kuliah, dan ini sudah didapat fakta-fakta demikian," katanya.

Terkait hal itu, Deolipa menyebut bahwa promotor dan co promotor sudah diberhentikan dari jabatannya.

"Jadi ini sebenarnya hal yang sangat memalukan bagi UI, di mana kondisi ini setara dengan plagiat yang terjadi untuk anak-anak S1 yang sedang bikin skripsi," tuturnya.  

"Jadi banyak sekali masa-masa lalu anak-anak yang bikin skripsi itu terbukti melakukan plagiat," sambungnya. 

Deolipa lantas membandingan kasus yang sebelumnya juga pernah ditemukan di Fakultas Hukum dan Fakultas Psikologi. 

"Pernah ada ketika seorang anak yang di jenjang S1 melakukan plagiat bikin skripsi langsung di drop out, dipecat dari posisi mereka sebagai mahasiswa," bebernya.

Menurut dia, Bahlil juga seharusnya mendapat sanksi serupa. 

"Apalagi nih doktor ya, calon doktor dia punya empat kesalahan yang sudah diakui oleh dewan kehormatan UI. Kemudian ketika dia disuruh revisi ini posisi yang sangat memalukan," tegas Deolipa yang juga alumni UI. 

"Jadi ini tindakan yang memalukan yang dilakukan oleh rektor, jadi ini memalukan marwah UI ya," timpalnya lagi.

Seharusnya, lanjut Deolipa, Bahlil ini di drop out alias DO. 

"Jadi yang pantas terhadap Bahlil dalam posisi kuliahnya di S3 adalah di drop out, itu yang pantas. Tapi karena disuruh revisi ini kita mempertanyakan bagaimana kebijakan-kebijakan UI yang sekarang."

Deolipa berjanji, ia bersama Ikalan Alumni UI lainnya tidak akan tinggal diam dengan persoalan ini. 

"Apalagi sudah ada petisi dari pihak ILUNI UI dan dari kampus UI yang kemudian mempertanyakan kebijakan rektor. Jadi bukan UI-nya tapi Rektor UI nya yang akan kita kritisi, itu seminggu dua minggu kedepan," janji dia.

Deolipa bahkan mengancam, kalau memang ini tetap tidak ada perubahan atas keputusan Rektor UI, maka pihaknya bakal melakukan somasi terbuka, yakni tentang ketidakadilan. 

"Ketidakadilan apa? Karena terdahulu setiap ada yang plagiat langsung di drop out, langsung di DO, langsung dipecat dari kampus," katanya.

"Nah ini kok sudah lebih dari posisi plagiat tapi kemudian tidak di DO? Tapi suruh direvisi, ini berarti kan terjadi ketidakadilan," sambung Deolipa.

Dia berpendapat, kasus Bahlil mencerminkan ketidakadilan yang sangat nyata.

"Tampaknya terhadap menteri dibikin ada dasar pemaaf, tapi terhadap mahasiswa-mahasiswa yang biasa-biasa saja langsung dipecat, jadi ini kan tidak adil."