Bantah Limbahnya Tewaskan Warga, Ini Sederet Fakta PT Indo Fermex Depok

Kondisi tangki pembuat ragi di PT Indo Fermex Depok
Kondisi tangki pembuat ragi di PT Indo Fermex Depok
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – PT Indo Fermex akhirnya angkat bicara, soal tudingan yang menyebut salah seorang warga Depok tewas akibat limbah beracun dari pabrik tersebut. 

Menurut kuasa hukum PT Indo Fermex, Andi Nababan, itu adalah suatu peristiwa yang tidak ada relevansinya. 

"Kami juga sudah langsung mendatangi bapak yang menceritakan hal tersebut untuk meminta klarifikasi, apa yang terjadi sesungguhnya," kata dia saat dikonfirmasi awak media pada Kamis, 13 Februari 2025.  

Berdasarkan pengakuan suami dari warga yang tewas itu, kata Andi, dirinya menyampaikan tuduhan karena sedang emosi sesaat. 

Momen itu terjadi ketika salah satu tangki PT Indo Fermex bocor dan mengeluarkan limbah pada 6 Februari 2025.  

"Yang bersangkutan telah kami datangi, katanya sangat emosional. Nah itu istrinya meninggal kejadian delapan bulan lalu, sedangkan ini ada satu insiden terjadi di 6 Februari 2025 jam 21.00 WIB ada kebocoran di tangki," tuturnya. 

Andi menegaskan, bahwa pabrik ini isinya semua adalah food grade, yaitu bahan baku untuk proses pembuatan ragi

"Jadi katakanlah, keluhannya ada ISPA, ini tidak ada satu partikel pun keluar yang berbahaya dari proses ini, tidak ada. Kami sudah jelaskan dan beliau sudah terima," tuturnya. 

Kemudian hal lainnya yang juga disorot adalah keberadaan pabrik di lokasi Jalan Tole Iskandar, Depok.

"Dikatakan sudah 20 tahun terpapar, ini rasanya tidak masuk akal kalau satu orang itu saja, sedangkan di pabrik ini sudah ada berapa ratus orang dan mereka tinggal di belakang pabrik dan kebanyakan istilahnya, terjalin hubungan yang baik," terang Andi. 

Ia menyebut, bahwa PT Indo Fermex ini telah beroperasi lebih dari 50 tahun. Adapun insiden kebocoran tangki baru kali ini terjadi. 

"Kita pada waktu rame, viral tentang hal ini, kita sudah sampaikan ke DLHK Depok dan sudah datang melakukan inspeksi, verifikasi, dan memang tidak ada temuan apa-apa," katanya.  

"Jadi kira-kira yang tumpah dari tangki yang bocor itu 8 kubik. Tapi memang, kami sudah punya sama yang namanya atau sistem tanggap darurat," sambung dia. 

"Jadi bau itu memang menyengat seketika karena memang suatu keadaan darurat, seperti itu," timpalnya lagi.

Bahkan menurut Andi, kasus ini juga telah diperiksa oleh Puslabfor Polri. Hasilnya dinyatakan aman.  

Kemudian, terkait aksi demo warga kemarin, menurut Andi ada dua hal yang jadi tuntutan.

"Persoalan pertama CSR, yang tidak dirasakan oleh beberapa pihak warga. Itu dibicarakan saja dengan RT RW-nya, dan terjadi kesepaktan tentang relasi masyarakat dan pabrik."

Pabrik Ragi Pertama di Indonesia

Sementara itu, Factory Manager PT Indo Fermex, Daniel Setiawan menjelaskan, bahwa perusahaan ini berdiri dari tahun 1976 dan hampir 100 persen pekerja di dalamnya adalah warga sekitar.  

"Jadi kondisinya (produk yang dihasilkan) adalah ragi, ini (pabrik) pertama di Indonesia. Nah, karena ini kita bermain di mikro-organisme, kemudian untuk makanan, semuanya harus aman," katanya. 

Ia mengklaim, pabrik Indo Fermex telah memiliki sertifikasi ISO 9001, 22.000, MSCC. Kemudian untuk lingkungan proper biru.

Produk yang dihasilkan diedarkan untuk UMKM atau perusahaan pengolah makanan.  

"Jadi kita semua peduli. Peduli terhadap produk jadinya, kemudian peduli juga terhadap lingkungan," tegasnya. 

Daniel juga menjelaskan soal bocornya tangki pengolah bahan baku tersebut. 

"Ya, jadi posisi di atas itu ada tanki, ada bautnya. Nah, sepertinya itu berkarat, kemudian ada cairan masuk nggak bisa nahan, akibatnya bocor," bebernya.  

Namun dia memastikan hal itu tak berlangsung lama, hanya sekira 20 menit, karena langsung segera diatasi.

Selain itu, pihaknya juga memastikan telah rutin melakukan perawatan mesin. 

"Nah, kita lakukan biasanya setahun sekali. Mungkin dengan kejadian ini, kita akan perbanyak lagi frekuensinya untuk pemeliharaannya," imbuh dia.