Viral Gegara Koar koar Soal Dugaan Korupsi, Sandi Butar butar Dipecat dari Damkar Depok
- Istimewa
Siap –Sosok Sandi Butar butar seorang tenaga kontrak di Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Depok yang sebelumnya viral lantaran gencar menyuarakan dugaan korupsi akhirnya dipecat alias tak diperpanjang kontrak.
Hal itu diketahui dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak Sandi yang mengenakan pakaian Dinas Damkar Depok tak bisa keluar dari markas lantaran dihalangi sejumlah rekan seperjuangan.
Adapun surat pemberhentian Sandi disampaikan baru-baru ini.
Berikut isinya: Kami mengucapkan banyak terima kasih atas usaha dan dedikasi yang telah saudara berikan kepada dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan Kota Depok.
Tertanda PLT Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tesy Haryati.
Merespon hal itu, Sandi pun tampak cukup kecewa.
Terlebih dirinya sudah 10 tahun mengabdikan diri sebagai petugas Damkar di Kota Depok.
"Ini saya dikeluarin. Putus kontrak. Saya nggak tau ya alasannya apa. Hampir 10 tahun lah saya sudah di sini," katanya.
Dengan nada gemetar, Sandi kemudian membentangkan poster berisi keluhan hatinya yang ia suarakan untuk Presiden RI Prabowo Subianto.
"Kepada Bapak Prabowo, tolong saya pak. Saya jujur, tangkap saya dan orang yang menyuap saya. Saya akui, saya menerima uang suap," kata Sandi dengan nada lantang.
"Tetapi saya memberikan uang suap tersebut ke panti asuhan dan tempat ibadah juga anggota lainnya pak. Tangkap saya pak dan orang yang menyuap saya pak," sambung dia.
Kemudian Sandi mengaku, bahwa dirinya mengetahui adanya dugaan kasus korupsi di Dinas Damkar Depok, di antaranya saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
"Saya juga mengetahui pak, waktu pada saat saya viral pertama, kasus uang Covid. Saya tahu. Karena kenapa? Waktu pada saat Covid pertama Damkar Depok lah gugus utama dan memegang anggarannya dan saya tau uangnya kemana aja," ucap Sandi.
Bahkan ia mengklaim tahu barang apa saja yang dibelanjakan.
"Tolong pak. Saya akui saya bejat, saya bajingan. Tapi saya tidak mau makan hak orang dan ambil duit orang. Saya tidak mau merugikan rakyat kecil pak," tuturnya.
Sandi kembali mengakui, bahwa dirinya menerima suap.
"Tapi saya kasih ke panti asuhan 3 agama. Kristen, Islam, Buddha atau Hindu. Saksi ada. Teman-teman saya saksinya, semua. Tolong tangkap saya dan orang yang menyuap saya. Tolong pak," bebernya.
"Apakah seperti ini? Saya orang tidak baik pak. Tapi mereka yang berkedok baik ternyata lebih busuk pak. Bapak Prabowo, saya siap pak. Tangkap saya dan orang yang menyuap saya pak. Terima kasih rakyat Indonesia," timpalnya lagi.
Sementara itu, Pj Sekda Depok, Nina Suzana menegaskan, bahwa pemberhentian Sandi telah sesuai aturan, sehingga kontrak kerjanya tak lagi diperpanjang.
Namun Nina enggan merinci secara detail penyebab kontrak kerja Sandi tak dilanjut.
"Ada hasil ini juga, penilaian kinerja," katanya.
Lebih lanjut Nina membantah jika pemberhentian atau pemecatan Sandi disebabkan kepentingan politik.
"Pemerintah memang ada istilah korban politik? Kalau dia merasa korban politik malah kali dia yang berpolitik," tuturnya.
Menurut Nina, keputusan ini murni berdasarkan penilaian kinerja.
"Yang dilihat dari kinerja, semua PKPT itu kontraknya satu tahun sekali dan setiap tahun dievaluasi," jelasnya.