Eks Menteri Kominfo Budi Arie Disorot soal Dugaan Judi Online, Begini Reaksi Rocky Gerung
- Rocky Gerung Official
Siap – Kasus judi online yang menjerat sejumlah pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menyita perhatian publik. Perkara ini juga menyeret nama mantan Menteri Kominfo Budi Arie.
Lantas benarkan eks Menteri Kominfo Budi Arie terlibat?
Menanggapi hal itu, pengamat politik Rocky Gerung ikut angkat bicara. Ia menyebut, ada faktor baru dalam politik Indonesia, yaitu suara netizen.
"Dan bahkan faktor itu menjadi penentu apakah suatu kasus itu bisa dijaga supaya terus dalam kondisi yang tidak diintervensi politik," katanya dikutip siap.viva.co.id dari Rocky Gerung Official pada Rabu, 6 November 2024.
Jadi kasus itu soal judi online misalnya, ujar Rocky Gerung, netizen menjadi pelambang pertama atau unsur pertama di dalam upaya untuk mendesak penuntasan dari kasus ini.
"Olok-olok misalnya ya Projo itu artinya pro judi online kan itu datang dari kecerdasan sekaligus kecerdikan netizen untuk mendorong kasus ini supaya tidak dipeti eskan," ujarnya.
Menurut mantan dosen UI tersebut, terlihat bahwa Indonesia sebetulnya punya harapan bagus tentang penegakan hukum.
"Sekarang terlihat bahwa suara netizen itu datang dari kejujuran untuk menjaga supaya proses peradilan, terutama kasus korupsi itu dilakukan dengan cara yang beradab, bukan dengan sekedar menjumak seseorang lalu dipaksa untuk dilecehkan namanya," kata dia.
Rocky Gerung berpendapat, itu karena sensasi politiknya lebih diutamakan daripada substansi hukumnya.
Ia lantas mencontohkan kasus Tom Lembong dan eks Menteri Kominfo Budi Arie yang sekarang jadi sasaran netizen.
"Terhadap Tom lembong yang terjadi justru netizen memberi semacam sentimen positif. Tom Lembong dianggap adalah hasil dari konspirasi politik sementara pada (eks) Menteri Budi Arie sentimennya negatif. Karena itu reaksinya juga berbeda," terangnya.
Jadi, lanjut Rocky, netizen mengintai bahwa Projo ini memang terlibat dari awal dan itu yang kemudian diindikasikan lewat berbagai macam sinisme di media sosial.
"Jadi kita lihat bagaimana mata netizen yang sebetulnya bagian utama dari kejujuran berdemokrasi. Itu harus dijaga dan kita bisa berharap bahwa akan ada keadilan di negeri ini," katanya.