Jalan Terjal dan Berliku Risna Hasanudin Bebaskan Perempuan Arfak dari Buta Aksara
- Istimewa
Ia harus membantu anak-anak dan perempuan Papua untuk maju. Sayang, niat mulianya itu kurang mendapat dukungan dari keluarga.
Masalah jarak menjadi penghalang. Orang tuanya tidak membiarkan ia merantau jauh. Tentu Risna tidak kehilangan akal.
Ia tetap mencari cara agar bisa kembali ke Papua namun dengan jalur yang aman.
Karena jika memutuskan berangkat sendiri orang tuanya pasti tidak mengizinkan.
Tahun 2014, akhirnya ia bisa terbang kembali ke tanah Papua melalui program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Yaitu program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang sekarang dikenal dengan nama program Pemuda Mandiri Membangun Desa (PMMD).
Program ini sendiri memiliki banyak fungsi dan sektor dan Risna memilih untuk fokus pada pendidikan sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya sejak awal.
Inisiasi mendirikan Rumah Cerdas Perempuan Komunitas Arfak dilatarbelakangi oleh rasa prihatin yang muncul setelah menyaksikan sendiri, bagaimana mama-mama (sebutan untuk ibu di Papua) di Kobrey oleh pemerintah setempat diminta untuk membuat kebun percontohan.
Mereka disuruh bekerja membuat lahan namun cuma dimodali bibit dan modul sebagai petunjuknya.
Masalahnya, bagaimana mama-mama Papua ini bisa memahami modul tersebut jika membaca saja tidak tahu.