Astaga, Ini Perkataan Nyelekit Kepada 3 Siswa SD di Banten Sebelum Diusir Gegara Nunggak SPP
- Istimewa
Siap –Kabar soal 3 bersaudara siswa SD di Pandeglang Banten yang dipulangkan paksa saat mengikuti proses belajar mengajar lantara menunggak iuran SPP mendadak jadi sorotan publik dan viral di media sosial.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dafi berbagai sumber, ketiga siswa SD tersebut menunggak bayar SPP senilai RP 42 juta.
Mereka diketahui bersekolah di SDIT Insan Cedekia Mathlaul Anwar (ICMA) Yayasan Islamic Centre Herwansyah Kampung Kadasuluh, Desa Karyasari, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Saat kejadian, ketiga siswa SD itu dipulangkan paksa dengan di antar ke rumahnya di Menes, Banten.
Ketiga siswa SD itu adalah M Faeyza Athalla Febrian, M Farraz Athilla Ahza juara dan M Fathan Atharva Ghazi dan yang membuat miris, mereka adalah kakak beradik.
Saat dipulangkan dari sekolah, Faraz, Fathan, dan Faeyza menangis sesenggukan lantaran diduga dipulangkan paksa oleh gurunya saat sedang belajar di sekolah.
Sang ibu 3 siswa SD, Defi Fitriani mengungkap bahwa ketiga anaknya diusir dari sekolah atas perintah dari pimpinan yayasan. "Atas intruksi pembina yayasan," ujar Defi, dikutip dari Youtube Tribune, Senin 28/10/2024.
Defi dan Fahat mengakui mereka menunggak bayaran sekolah atau SPP sebesar Rp 42 juta dan menyayangkan ketiga anaknya diusir dari sekolah saat sedang aktif belajar.
"Diantar pas jam mereka aktif yah, lagi belajar. Dipualngkan paksa," ujar Defi Fitriani.
"Yang mengantarkannya guru kelas 2 orang, bagian kesiswaan dan sopir dari sekolah," tambahnya.
Sementara itu yang lebih memililukan, Faeyza (11) yang kini duduk di kelas 6 mengaku mendapat penyataan yang mengejutkan dari pemilik yayasan saat pengusiran dirinya dan kedua saudaranya dari sekolah.
Ia juga sempat disindir oleh pemilik yayasan sekolah sebelum diusir.
"Ngapain ini sekolah lagi, belum bayar SPP juga, udah banyak tagihannya," ujar sang siswa SD tersebut.
"Itu yang ngomong siapa?" tanya pewarta.
"Yang punya sekolahnya. Bukan (kepala sekolah)," ujar sang siswa SD.
Setelah kejadian itu, sebagai seorang ibu Defi Fitriani mengaku syok sekaligus sedih atas nasib yang dialami anak-anaknya.
Defi juga mengungkap betapa hancurnya hati 3 anaknya itu karena tak bisa lagi melanjutkan sekolah, terlebih anak pertama Defi kini sudah kelas 6 SD.
Sebentar lagi ia akan mengikuti ujian akhir untuk bisa melangkah ke jenjang pendidikan SMP.
"Sedih, hancur yah, orang tua mana yang bisa melihat anak lagi senang belajar tiba-tiba dipulangkan paksa, perasaan saya hancur," ungkap Defi.
Namun demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah atas viralnya kabar tersebut.