3 Catatan Penting Ganjar Mahfud di Balik Ambisi 17 Juta Lapangan Kerja Baru

Bacapres ganjar pranowo
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com

Siap – Pasangan capres dan cawapres, Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah menetapkan rencana ambisius untuk menciptakan 17 juta lapangan kerja baru pada periode 2025-2029.

Dengan target tersebut, Ganjar-Mahfud berharap dapat mengurangi tingkat pengangguran dan mencapai penyerapan tenaga kerja yang optimal.

Adapun misi ekonomi perluasan lapangan kerja ini termaktub sebagai salah satu dari delapan misi utama gerak cepat yang tercantum dalam dokumen visi dan misi Ganjar Pranowo dan Mahfud MD Menuju Indonesia Unggul.

Data yang dihimpun menyebut, misi utama dari Ganjar-Mahfud ini berisikan tujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah.

Melalui misi penciptaan lapangan kerja ini, Ganjar-Mahfud memastikan bahwa ekonomi Indonesia dapat berdaya saing unggul.

Rakyat supaya dapat cepat mendapatkan kerja, itulah harapan yang diinginkan oleh kedua tokoh yang sama-sama pernah menjabat sebagai anggota DPR-RI tersebut.

Ada banyak rencana dan kebijakan yang setidaknya mampu mendorong penciptaan 17 juta lapangan kerja baru dalam periode pemerintahan yang akan datang dalam strategi Ganjar Pranowo bersama Mahfud MD.

Di balik rencana dan misi dari Ganjar-Mahfud untuk membuka 17 juta lapangan kerja baru, apa sebenarnya urgensinya di Indonesia dan bagaimana situasi pengangguran beserta angkatan kerjanya tersebut? Simak beberapa alasannya berikut ini.

1. Angkatan Kerja Meningkat

Menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023, jumlah pengangguran di Indonesia menurun, tetapi tetap tinggi dibanding sebelum pandemi, mencapai 7,99 juta orang.

Meskipun terjadi penurunan, perlu ada keseriusan dan perhatian terhadap penciptaan lapangan kerja baru.

Terlebih lagi, dengan tambahan angkatan kerja yang terus bertambah, mencapai 146,62 juta orang pada Februari 2023.

Oleh karena itu, sangat logis jika Ganjar-Mahfud mengusahakan penciptaan 17 juta lapangan kerja baru melihat terjadinya ketidakseimbangan angka pengangguran beserta potensi angkatan kerja baru yang akan datang.

2. Angka Kemiskinan Masih Tinggi

Di tengah upaya peningkatan lapangan kerja dalam rencana Ganjar-Mahfud di 2024-2029, fakta bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih belum pulih dari dampak pandemi menjadi perhatian serius.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Maret 2023, jumlah penduduk miskin mencapai 25,9 juta orang atau 9,36 persen.

Meskipun terjadi penurunan dari periode sebelumnya, penurunan ini belum menutupi disparitas yang masih lebar antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 12,22 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 7,29 persen, menunjukkan penurunan yang lebih signifikan di perkotaan dibandingkan pedesaan.

3. Masih Terjebak dalam Income Middle Trap Tahun ini, Indonesia masih terjebak dalam middle income trap.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 20 tahun terakhir hanya mencapai 4,01 persen, masih di bawah ambang batas yang diperlukan untuk keluar dari jebakan tersebut.

Dengan fokus pada inisiatif penciptaan lapangan kerja baru seperti yang diusulkan oleh Ganjar-Mahfud.

Langkah-langkah seperti peningkatan produktivitas, pengurangan ketimpangan ekonomi antarwilayah, dan pemanfaatan bonus demografi perlu diambil agar Indonesia dapat mencapai target lepas dari middle income trap pada tahun 2030.