Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming: Strategi Tersembunyi dalam Persaingan Politik 2024
- Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com
Siap –Rangkaian peristiwa politik dua hari terakhir telah memberikan gambaran yang lebih jelas tentang calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Keputusan ini diambil setelah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar dan kunjungan safari politik Gibran Rakabuming Raka kepada pimpinan Partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Minggu malam, seluruh pimpinan KIM secara bersama-sama mengumumkan bahwa Gibran Rakabuming Raka telah dipilih sebagai Cawapres Prabowo Subianto.
Keputusan ini tidak hanya didasarkan pada pertimbangan elektoral, tetapi juga mempertimbangkan faktor teritori dan regenerasi politik generasi muda.
Menurut Muhammad Tri Andika, seorang analis politik dari Universitas Bakrie, pemilihan Gibran sebagai Cawapres Prabowo berkaitan dengan perasaan insecure yang pernah dialami Prabowo Subianto dalam Pemilu 2014 dan 2019.
Prabowo telah mencatatkan diri sebagai seorang tokoh politik yang telah mencalonkan diri sebagai calon presiden atau Cawapres sebanyak empat kali, namun belum berhasil mencapai jabatan presiden.
Ada banyak faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab kekalahan Prabowo dalam pemilihan presiden sebelumnya, termasuk strategi kampanye, perang narasi, dan sosok Cawapres yang mendampinginya.
Namun, salah satu faktor yang sering diangkat dalam setiap pemilu adalah dugaan "kecurangan" dalam penyelenggaraan pemilu. Faktor ini menjadi sumber political insecurity bagi Prabowo.
Keamanan dan kenyamanan dalam proses pemilu menjadi faktor penting dalam memenangkan Prabowo dalam Pilpres 2024. Prabowo membutuhkan dukungan penuh dari Presiden Jokowi, tanpa ada belah-beli dalam dukungannya.
Oleh karena itu, menjadikan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres, meskipun berisiko, dianggap sebagai opsi taktis yang realistis bagi Prabowo untuk mengatasi trauma atas dugaan kecurangan dan manipulasi yang mungkin terjadi dalam setiap pemilu.
Hasil survei yang mendukung Prabowo dan Gibran sebagai pasangan calon kuat dalam Pilpres 2024 menjadi modal yang signifikan.
Namun, keunggulan ini dapat berubah jika Prabowo tidak dapat memastikan keamanan dan kenyamanan dalam penyelenggaran pemilu.
Selain pertimbangan taktis elektoral, pemilihan Gibran sebagai Cawapres juga merupakan jawaban atas perasaan insecure yang pernah dirasakan Prabowo.
Namun, perlu diingat bahwa majunya Gibran sebagai Cawapres tidak berarti tidak ada potensi persoalan serius, terutama dengan statusnya sebagai putra Presiden.
Publik diharapkan akan memantau secara ketat agar Presiden Jokowi tetap netral dan dapat menahan diri dari potensi penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan putranya.