Update Terkini Kasus Video Skandal Guru dan Murid Gorontalo, Korban Tidak Dikeluarkan dari Sekolah

Potret kolase video guru dan murid di Gorontalo
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Perkembangan terkini kasus video skandal guru dan murid yang hingga kini masih terus menjadi sorotan publik dan menjadi perbincangan hangat di jagat media sosial terungkap.

Pasalnya, kekinian diketahui bahwa korban video skandal guru dan murid di gorontalo yang berinisial PPT diketahui ternyata tidak dikeluarkan dari sekolahnya.

Seperti diketahui, kabar PPT korban video skandal guru dan murid di Gorontalo dikeluarkan dari sekolah sempat menuai sorotan dari berbagai pihak tak terkecuali jejaring aktivis perempuan dan anak (Jejak PUAN).

Karena korban saat ini duduk di bangku kelas 12 dan bakal lulus dalam waktu dekat.

Terkait hal tersebut, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Gorontalo, RB buka suara.

Ia membantah sudah mengeluarkan korban imbas viralnya video syur tersebut. RB memastikan bahwa korban masih terdaftar sebagai murid di Madrasah Aliyah Gorontalo.

"Dari awal video, sampai dengan saat ini saya tidak pernah mengeluarkan siswa, tidak ada batal-batal, tidak pernah dikeluarkan," kata RB dikutip seperti Tribun Gorontalo.

RB juga membantah anggapan bahwa ia bukan lagi siswanya.

Bahkan, Ia pun menantang pihak yang menyebarkan informasi itu untuk membuktikan kebenarannya.

"Tidak benar berita itu, bahwa saya mengeluarkan siswa. Itu informasinya dari mana? Ini mungkin ada (pernyataan) saya yang dipotong, tapi saya tidak pernah mengeluarkan siswa," katanya.

RB pun meminta semua pihak untuk mempersilakan kebenaran terkait status korban di Madrasah Aliyah di Gorontalo. Pihaknya juga masih memproses belajar mengajar untuk korban.

"Ini (proses belajarnya) sementara kita upayakan. Kita kerjasama dengan PPA dan lain sebagainya, tapi sampai saat ini dia masih siswa," tuturnya.

RB masih menerima saran dari pihak-pihak terkait soal masa depan korban. Apakah korban masih bisa lulus atau tidak.

"Saran-saran itu kita pertimbangan dan kita akan bicarakan dengan para wakil kepala madrasah dan guru-guru, termasuk orang tua, saat ini kita masih mengumpulkan data," ucapnya

"Supaya betul-betul keputusannya terterima untuk semua kalangan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Bidang Riset Sahabat Anak, Perempuan, dan Keluarga (Salam Puan), Novi R. Usu mengatakan bahwa agar peristiwa tersebut terulang kembali dikemudian hari, pihaknya mengajak memberikan perlindungan kepada siswi berinisial P yang menjadi korban dalam kejadian itu.

Lebih lanjut Novi R. Usu, menekankan bahwa dalam kasus yang melibatkan oknum guru dan siswa di Gorontalo, pihak sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan siswa tersebut tetap dapat melanjutkan pendidikannya.

Karena menurutnya, sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk pulih dan mendapatkan dukungan, bukan malah mengeluarkannya.

"Kami sangat menyayangkan mengapa pihak sekolah justru memutuskan untuk mengeluarkan siswa tersebut," ujar Novi dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Jejak Puan belum lama ini.

Ia menegaskan, sekolah adalah rumah kedua bagi siswa, sehingga sudah sepatutnya memberikan perlindungan dan pendampingan.

Terlebih lagi, korban kekerasan seksual sering kali adalah anak di bawah umur, yang rentan mengalami trauma berkepanjangan.

Filosofi pendidikan di Indonesia adalah berpihak pada peserta didik.

"Apakah pihak sekolah sudah pernah menanyakan kepada korban mengenai keinginannya untuk tetap sekolah atau tidak? Saya sedang membayangkan saat ini anak tersebut sedang apa? Siapa yang menemani dan jadi tempatnya bercerita? Dukungan apa yang dia perlukan?" Pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, jagat media sosial kembali dihebohkan dengan unggahan akun yang disebut sebut milik P siswi yang menjadi korban skandal video murid dan guru di Gorontalo usai dirinya dikeluarkan dari sekolah usai kasus itu viral.

Dalam unggahan tersebut, P akhirnya buka suara usai dirinya dikeluarkan dari MAN 1 Gorontalo lantaran video mesumnya viral.

P mengaku merasa malu karena video mesumnya tlah viral ke media sosial.

Namun demikian Ia juga lega lantaran dirinya tidak lagi menjadi budak seks sang oknum guru setelah sekian lamanya dirinya harus melayani oknum tersebut.

"Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang. Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya,"

"Jujur saya sangat sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut, Saya sangat sangat bersyukur kepada Allah tidak menjadi budak seks lagi, walau saya mungkin dikucilkan dari orang-orang yang tidak tahu benar keadaan saya dan menjadi diri saya," tulisnya, di akun facebooknya pribadi.

Tak hanya itu saja, dalam curhatan tersebut si pemilik akun sempat mendapatkan ancaman dari sang guru.

“Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang),"

"Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu. Lama kelamaan saya mulai di setubuhi," tulisnya lagi