Anies Disebut Kutu Loncat Politik, Rocky Gerung: Ya Itu Fakta yang Terjadi?

Potret kolase Anies Baswedan dan Rocky Gerung
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Gagalnya Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta terus menjadi bahan perbincangan diberbagai diskusi publik dan terus menyita perhatian.

Menanggap hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa harapan Anies di dunia politik masih belum berakhir asalkan masuk partai meski gagal maju di Pilgub Jakarta dan batal di Pilgub Jabar.

"Ya fakta itu sudah terjadi, Anies tidak memperoleh tiket Anies gagal, Anies dihalangi, Anies harus mengakhiri karier politiknya, semua itu fakta hari ini," katanya seperti dikutip Youtube Rocky Gerung Official.

"Tetapi selalu ada potensi untuk menghidupkan kembali harapan pada Anies, harapan itu hanya mungkin secara rasional kalau Anies punya partai politik, punya kekuatan politik," sambungnya.

Pasalnya menurut Rocky, kapasitas Anies tidak diragukan dalam pertandingan politik.

"Tetapi. dia tidak punya kemampuan untuk mendalilkan bahwa kapasitas dia itu bisa ditangkap dengan sempurna oleh partai-partai politik."katanya.

"Partai politik kembali untuk menghitung 2029, tentu Anies Itu jadi hambatan buat PDIP, misalnya tuh," ujar Rocky.

Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menyoroti julukan kutu loncat yang disematkan pada Anies lantaran berpindah-pindah partai untuk mencari dukungan.

"Orang mungkin juga mulai menghubungkan bahwa Anies memang kutu loncat dan sudah ada ledekan semacam itu, berupaya untuk nyari dukungan di Demokrat, lalu batal."tuturnya.

"Lalu pindah NasDem segala macam, NasDem juga hanya manfaatkan Anies, PKB juga begitu," ungkapnya.

Termasuk saat Anies berkomunikasi dengan PDIP, namun kembali gagal.

"Kandang banteng mungkin bikin evaluasi bahwa ya enggak mungkin Anies itu disediakan untuk memimpin Indonesia walaupun kapasitas intelektualnya terhandal."katanya.

"Karena bagi PDIP ya masuk akal bahwa yang musti memimpin Indonesia adalah kader PDIP kan," ungkap Rocky.

Rocky mengatakan, secara realitas hari ini, faktor seseorang untuk mengikuti pertandingan politik harus memiliki partai politik sebagai kendaraan.

"Enggak boleh nebeng dan enggak boleh minta ditarik karena mogok misalnya," katanya.

"Jadi anda (Anies) sudah tidak perlu kecewa karena itu konsekuensi karena anda tidak punya partai politik kan simpel aja itu," tandasnya.