Mengenal Kepercayaan Suku Mentawai yang Hampir Hilang
- Istimewa
Dalam setiap ritual, masih kata Rengga, masyarakat Mentawai selalu menggunakan dedaunan yang dipercaya dapat menghubungkan manusia dengan Sang Mahakuasa. “Mereka menyebutnya Ulau Manua (Tuhan),” katanya.
Aman Laulau selaku Sikerei atau ahli pengobatan tradisional dari Buttui, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, menjelaskan dalam Arat Sabulungan sesungguhnya mengajarkan keseimbangan antara manusia dan alam.
"Keyakinan tersebut mengajarkan bahwa manusia harus memperlakukan alam serta binatang seperti menyayangi diri sendiri," kata Aman Laulau seperti diucapkan Rengga.
Selain itu, masyarakat Mentawai juga meyakini bahwa pohon dan hutan merupakan tempat dewa-dewa mereka bersemayam.
Karena itu, kata Rengga, keyakinan tersebut harus dihormati. “Jika tidak, malapetaka bakal menimpa mereka,” katanya.
Dalam ajaran Arat Sabulungan, terdapat tiga dewa yang mesti dihormati. Pertama Tai Kalelu, yakni dewa hutan dan gunung. Pesta adat sebelum berburu selalu dipersembahkan kepada dewa tersebut.
Kemudian ada Dewa Tai Leubagat, yang merupakan dewa laut. Ketiga yakni Tai Kamanua, yang merupakan dewa langit sang pemberi hujan dan kehidupan.