Melongok Ritual Belanda Depok yang Pulang Kampung Saat Natal

TPU Kamboja, tempat Belanda Depok ziarah makam leluhur
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Hari raya Natal adalah momen yang paling ditunggu-tunggu umat Nasrani di berbagai penjuru. Tak terkecuali bagi mereka yang kerap disebut sebagai Belanda Depok

Sebagai informasi, sebutan ini disematkan untuk keturunan kaum mardijkers, atau mereka yang dulunya terkena stereotip sebagai Belanda Depok. 

Namun belakangan dikenal dengan sebutan Kaoem Depok.

Untuk diketahui, pemukiman Belanda Depok terpusat di kawasan Jalan Pemuda hingga arah TPU Kamboja, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. 

Nah, pada momen-momen Natal seperti sekarang ini, mereka yang merantau atau tinggal di luar negeri, biasanya akan pulang kampung alias mudik, ke sejumah wilayah tersebut. 

Selain ikut merayakan Natal bersama keluarga tercinta, momen ini pun kerap dimanfaatkan para keturunan Belanda Depok itu untuk berziarah ke makam leluhur atau orang terdekat.

Salah satu makam yang menjadi pusat pusara Kaoem Depok itu adalah TPU Kamboja yang terletak di Jalan Kamboja, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.

Di tempat itu, ada banyak makam yang diisi warga Belanda atau Kaoem Depok. Bahkan menurut catatan, beberapa di antaranya diperkirakan telah berusia ratusan tahun. 

Namun sayangnya, sebagian telah hilang dengan berbagai faktor, salah satunya akibat dicuri oleh orang tak dikenal.

“Disini cukup banyak ada 1.000 lebih makam khusus Nasrani. Banyak yang asli Kaoem Depok. Tadinya makam tuanya banyak, tapi dulu banyak yang batu nisanya dicuri, jadi marmernya diambilin,” kata penjaga makam, Jacob Loen dikutip siap.viva.co.id dari depoktoday.

Menurutnya, setiap perayaan Natal tiba, TPU ini pun akan ramai didatangi para peziarah. Beberapa dari mereka bahkan ada yang sengaja datang dari Belanda.

“Setiap tahun kalau natal atau tahun baru pasti nyekar karena makam orang tua. Biasanya pagi ibadah dulu di gereja baru kesini,” tutur pria yang telah puluhan tahun menjaga makam tersebut.

Sementara itu, Jeffry William Van Sornsen de Koste, salah satu peziarah yang cukup rutin datang ke TPU Kamboja. 

Pria paruh baya keturunan Kaoem Depok ini pun mengaku biasa mengajak keluarga besarnya untuk berziarah ke makam leluhur saat Natal dan tahun baru.

“Ya kalau kita sih tiap tahun itu pasti natal dan tahun baru ke kuburan orang tua, ziarah dari dulu atau saat ulang tahun orang tua kita pasti kesini (makam),” katanya.

Ia pun mengaku, pada momen natal ini keluarga besarnya yang berada di Belanda akan ikut berkumpul di Depok. 

“Iya biasanya kami semua kumpul, nah keluarga saya yang dari Belanda pun ada yang pulang kesini (Depok),” tuturnya

Terpisah, Ketua Bidang Sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), Ferdy Jhonatans dalam keterangan yang dikutip dari depoktoday beberapa tahun lalu mengatakan, selain memanjatkan doa untuk mereka yang telah meninggal, kegiatan ziarah ke TPU Kamboja adalah salah satu upaya mengingat kembali jasa-jasa para leluhur.

“Kami rutin, sebelum tanggal 25 Desember, pasti datangi makam Kamboja dan membersihkannya untuk mengingat jasa-jasa  mereka selama hidup,” tuturnya

Ferdy kala itu mengatakan, makam Kamboja adalah merupakan makam tertua di Kota Depok dan telah tercatat sebagai salah satu cagar budaya yang harus dilestarikan.

“Yang kesini bukan hanya mereka yang tinggal di Depok tapi ada juga yang datang dari Belanda sengaja datang. Perkiraan saya ada lima persen yang dari luar bakal pulang kampung kalau natal,” tuturnya

Lebih lanjut Ferdy mengungkapkan, meski stereotip Belanda Depok yang selalu disematkan kepada Kaoem Depok, nyatanya perayaan Natal di kota itu selalu berjalan damai tanpa ada hambatan. 

“Tidak ada ya, kuncinya karena kami minoritas ya, harus mengakui juga, saling menghormati," katanya.