Strategi Optimalisasi Atasi Pencemaran Laut dengan Teknologi Kapal Pembersih Sampah dari Idham Aulia
- SA
Pencemaran laut tidak dapat dipandang hanya sebagai permasalahan yang terjadi di laut saja, karena lautan dan daratan merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan dan terpengaruh satu dengan yang lainnya. Kegiatan manusia yang sebagian besar dilakukan di daratan, disadari atau tidak, secara langsung maupun tidak langsung, berdampak terhadap laut dan ekosistemnya.
Sekitar 80 persen dari sampah yang ditemukan di laut adalah plastik. Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut sangat berbahaya untuk satwa laut dan perikanan.
Pada saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang memasuki darurat sampah laut karena banyaknya sampah yang terdapat di laut dan dapat mengganggu ekosistem yang ada di laut.
Adanya sampah yang menumpuk dan terombang-ambing di lautan Indonesia ini pastinya akan memberikan berbagai dampak negatif bagi wilayah laut indonesia. Permasalahan sampah laut ini akan berdampak buruk bagi lingkungan, ekonomi, maupun sosial Indonesia.
Wilayah pesisir dan laut Indonesia sangat rentan terhadap berbagai ancaman pencemaran Idham Aulia M. Basir, menyadari bahwa persoalan di Jakarta dan kota besar di Indonesia sangat kompleks. Namun kenyataan itu justru menumbuhkan pemikiran brilian dari seorang anak muda yang pernah mengenyam Pendidikan di Teknologi Surabaya (ITS).
Pemuda kelahiran Makassar tersebut bersama empat temannya menciptakan the Ganers, sebuah kapal pembersih sampah untuk perairan dangkal seperti di teluk Jakarta “Saat ini kapal yang digunakan untuk membersihkan sampah justru kapal tanker yang tak bisa beroperasi di perairan dangkal.” Kata pemuda yang bercita-cita menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan ini.
Tentu, tak hanya Teluk Jakarta kelak yang bisa dibersihkan oleh The Ganers, tetapi juga banyak perairan dangkal di Indonesia yang nantinya mampu bersih dari sampah berkat kapal buatan Idham dan kawan-kawannya ini.