Ada yang Aneh tapi Nyata dalam Pemecatan Massimiliano Allegri, Apa Itu?
- ilbianconero
Siap – Berita panas yang beredar 48 jam terakhir akhirnya menjadi kenyataan. Juventus baru saja mengumumkan pemecatan Massimiliano Allegri.
Pemecatan Allegri hanya berselang kurang dari dua hari setelah ia membawa Juventus meraih Coppa Italia. Ini sekaligus merupakan trofi pertama klub dalam dua musim terakhir.
Bukannya berterima kasih karena telah memutus puasa gelar dua tahun, manajemen malah memberhentikan sang pelatih. Usut punya usut keputusan ini diambil lantaran sikap membabi-buta Allegri dalam mengkritik media kenamaan Italia, Tuttosport.
"Juventus mengumumkan telah memecat Massimiliano Allegri dari posisinya sebagai pelatih kepala," demikian pernyataan resmi klub.
"Keputusan ini diambil setelah kami melihat perilakunya selama dan sesudah final Coppa Italia yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai di Juventus," sambung I Bianconeri.
Juve tidak senang dengan apa yang dikatakan mantan pelatih Cagliari dan AC Milan. Selain itu, hubungan sang pelatih dengan direktur baru klub, Cristiano Giuntoli tidak akur.
Akhirnya tepat 17 Mei 2024 lewat laman resminya Si Nyonya Tua meresmikan perpisahan dengan Massimiliano Allegri. Terlepas dari faktor di atas dan drama lainnya, ada yang unik dari pemecatan ini.
Keunikan pertama ada pada tanggalnya. Untuk diketahui ini kedua kalinya Allegri dipecat klub asal Turin. Ia pertama kali dipecat pada tahun 2019 lalu.
Pemecatan lima tahun lalu juga terjadi pada tanggal 17 Mei. Mungkin ke depannya tanggal 17 Mei akan diperingati Allegri sebagai hari yang buruk.
Dua kali memecat pelatih yang sama, Juventus juga dicap aneh. Sebab keputusan tersebut mereka ambil setelah sang allenatore mempersembahkan trofi.
Pada 2019 lalu Massimiliano Allegri memberikan scudetto kedelapan beruntun untuk klub. Sekarang ia kembali mempersembahkan gelar, yaitu Coppa Italia.
Sebenarnya dua kejadian ini memang tidak bisa dihindarkan. Lima musim lalu pelatih kelahiran Livorno terlibat cekcok dengan manajemen soal kebijakan transfer. Dia tidak senang Juve menggaet Cristiano Ronaldo dan bersitegang dengan Leonardo Bonucci.
Sekarang ia lagi-lagi terlibat konflik dengan manajemen. Tepatnya dengan Giuntoli yang baru satu tahun menjabat direktur Juventus.