Soal Naturalisasi, Philippe Troussier Minta Vietnam Tiru Indonesia
- pssi.org
Siap – Beberapa hari lalu salah satu pemain Vietnam menyindir Indonesia yang dihuni banyak pemain Naturalisasi. Sekarang pelatihnya, Philippe Troussier, justru menyentil kebijakan Vietnam.
Dibanding rival lain seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, maupun Filipina, Vietnam bisa dibilang minim pemain naturalisasi. Namun, bukan berarti mereka tidak punya.
Saat ini hanya ada satu pemain keturunan di skuat Troussier. Yaitu kiper andalan, Filip Nguyen, yang lahir dan besar Republik Ceko.
Sejatinya mereka bisa menggaet banyak pemain naturalisasi yang tersebar di berbagai negara Eropa. Tapi sang pelatih mengakui hal itu sulit terwujud.
Ada satu hal mendasar yang membuat naturalisasi urung dilakukan. Yaitu peraturan ketat dan situasi politik Vietnam.
“Mengapa Vietnam tidak bisa melakukannya [naturalisasi pemain] sekarang? Kami sebenarnya sudah melihat beberapa kandidat,’ ungkap Philippe Troussier seperti dilansir Goal, Rabu (20/3/2024).
‘Tapi kami harus tetap menghormati politik dalam negeri kami. Saya tidak ingin menekan mereka. Tapi saya harap di masa depan secara bertahap ada satu, dua, tiga pemain naturalisasi sehingga bisa memotivasi para pemain lokal dan meningkatkan level timnas,” sambungnya.
Pria asal Prancis melihat dampak luar biasa dari pemain-pemain naturalisasi. Hal itu sudah terbukti di banyak negara.
Maroko adalah yang terbaru. Dihuni mayoritas pemain naturalisasi mereka mampu menembus semifinal Piala Dunia 2022. Belum lagi negara-negara lain seperti Senegal, Ghana, dan Kamerun.
Cara itu kini dilakukan oleh Indonesia dengan memanggil delapan pemain naturalisasi serta beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Secara prestasi tim-tim ini membaik.
Sebaliknya, Vietnam yang masih menutup pintu untuk pemain naturalisasi mulai mengalami penurunan prestasi. Hal ini diakui sendiri oleh Philippe Troussier.
“Itulah mengapa kita bisa melihat Senegal, Maroko, Aljazair, Tunisia, Kamerun, Ghana dan banyak lainnya menaturalisasi banyak sekali pemain keturunan. Anda bisa lihat sendiri hasilnya di Piala Dunia,” ia mengungkapkan.
“Sekarang strategi itu diterapkan oleh Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tapi di Vietnam kami tidak menggunakan potensi itu dan itulah mengapa kami kehilangan dominasi,” tutup Troussier.