Akhir Kesombongan Malaysia Gagal Tiru Timnas Indonesia, Endingnya Malu Banget

Malaysia gagal tiru Timnas Indonesia
Sumber :
  • YouTube Starting Eleven Momen

Siap – Laga lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026, antara Timnas Indonesia vs Australia dipastikan bakal menyita perhatian banyak pihak. Tak terkecuali rival abadi Garuda, yakni Malaysia.

6 Bintang Timnas Indonesia yang Bisa Saja Dibeli Bos Djarum untuk Bela Como di Serie A Italia, Ini Daftarnya

Sebagaimana diketahui, Negeri Jiran itu sempat gembar gembor bakal mengalahkan Timnas Indonesia dari segi naturalisasi pemain

Namun nahas, gaya sesumbar sang Harimau Malaya nyatanya tinggal isapan jempol.

Brasil yang Dulu Garang, Kini Jadi Pecundang: Di mana Taring Tim Samba?

Alih-alih diserbu pemain keturunan yang berlaga di Eropa, Malaysia juga harus legowo lantaran mimpinya ke Piala Dunia 2026 kandas.

Lantas seperti apa kondisi Malaysia yang sebelumnya koar-koar mampu menyaingi Indonesia?

Ini Sepak Terjang Bintang Liga Inggris yang Ingin Mati-matian Bela Timnas Indonesia

Dilansir dari channel YouTube Starting Eleven Momen, progres skuad Garuda yang sedang meroket, membuat Indonesia kini jadi inspirasi buat negara-negara lain, termasuk Malaysia. 

Segala upaya dilakukan Negeri Jiran demi bisa mengejar Indonesia, termasuk langkah meniru PSSI

Namun pasca revolusi besar-besaran, Malaysia tiba-tiba mengatakan kalau mereka tak mau lagi ikut-ikutan Indonesia. Kok bisa? 

Yap, pernyataan Malaysia ini agak mengejutkan, mengingat Harimau Malaya selama ini gembar-gembor bakal menyaingi Indonesia dan PSSI lewat berbagai upaya. 

Tapi sekarang, mereka justru menyerah karena sadar diri tak sanggup mengejar Indonesia. 

Seperti apa pernyataan Malaysia yang menyebut dirinya tak lagi mau ikut-ikutan Indonesia?

Seperti diketahui, Timnas Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya menambah kekuatan baru dengan merekrut pemain diaspora untuk memperkuat garuda di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Nama-nama baru seperti Kevin Diks, Ole Romeny dan Emil Audero mulai diperkenalkan ke publik, sebagai bagian dari strategi besar PSSI dalam meningkatkan kualitas tim. 

Dengan kehadiran pemain keturunan yang memiliki pengalaman bermain di liga-liga Eropa ini, Garuda diharapkan bisa bersaing lebih baik di kancah internasional. 

Langkah ini sejalan dengan visi Erick Thohir yang ingin membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi dalam sepak bola dunia. 

Sementara Timnas Indonesia mengalami kemajuan pesat, Malaysia justru tengah mengalami keterpurukan. Itu setelah serangkaian hasil buruk pada tahun 2024. 

Kekalahan di berbagai kompetisi membuat Football Association of Malaysia atau FAM merasa perlu melakukan revolusi besar-besaran guna membangkitkan kembali sang Harimau Malaya. 

Salah satu strategi utama dalam revolusi ini adalah, membawa pulang pemain diaspora Malaysia yang berkarir di luar negeri. 

Menariknya, meskipun langkah ini terinspirasi dari strategi PSSI, namun mantan manajer Timnas Malaysia Datuk Kamarul Arifin mengklaim bahwa proyek naturalisasi pihaknya bisa jadi lebih sukses. 

"Kita mungkin akan lebih tinggi, atau lebih baik dari apa yang dilakukan Erick Thohir," katanya sesumbar. 

Datuk Kamarul Arifin percaya, bahwa dengan langkah ini Malaysia dapat kembali bangkit dan menunjukkan taringnya di dunia sepak bola, bahkan lebih baik dibandingkan Indonesia. 

Selain berfokus pada naturalisasi para pemain FAM juga menekankan pentingnya revolusi dalam badan kepengurusan skuad Harimau Malaya. 

Mengutip dari laman Metro Malaysia, Timnas Malaysia mengalami perubahan dalam struktur organisasinya yang mencakup pembentukan posisi baru, yaitu ketua pegawai eksekutif atau CEO. 

Metro menekankan, bahwa posisi ini sebelumnya belum pernah ada dalam tim nasional manapun di dunia, karena secara umum biasanya dipimpin langsung oleh presiden federasi sepak bola masing-masing. 

Selain dari hal-hal yang sudah disebutkan tadi, Malaysia juga rencananya akan mengadakan pertandingan uji coba demi meningkatkan kualitas tim. 

Sementara itu, Sultan Johor Tungku Mahkota Ismail kemudian meminta para penggemar Malaysia untuk terus mengikuti pengumuman-pengumuman penting dari FAM. 

Pada Januari lalu, Tungku Mahkota Ismail akhirnya mengumumkan berita yang telah lama dinantikan oleh para penggemar sepak bola Malaysia. 

Setelah sebelumnya meminta fans untuk menantikan pengumuman penting, Tungku Ismail mengungkapkan bahwa Malaysia sedang dalam tahap negosiasi dengan tujuh pemain keturunan yang siap memperkuat Harimau Malaya. 

Ia menekankan bahwa para pemain ini berasal dari Eropa Timur yang kualitasnya tentu bukan kaleng-kaleng. 

Meski begitu, Tungku Ismail sendiri saat itu masih memilih untuk merahasiakan sebagian besar dari nama-nama mereka. 

Akhir dari Kesombongan

Sayangnya proyek ambisius itu pada akhirnya tidak berjalan sesuai rencana. 

FA Malaysia dikabarkan gagal merealisasikan naturalisasi para pemain keturunan karena berbagai kendala. 

Beberapa pemain yang sebelumnya dirumorkan akan bergabung justru menolak.

Sementara di sisi lain FAM juga mengalami ketidak cocokan dengan pemerintah Malaysia dalam hal kebijakan dan regulasi. 

Akibatnya, proyek yang sempat memberikan harapan besar bagi Harimau Malaya ini akhirnya berujung pada kegagalan. 

Kecewa dengan situasi ini, banyak fans Malaysia meluapkan emosinya dengan menghujat laman resmi FAM. 

Terutama setelah skuad nasional yang akan dibawa ke kualifikasi Piala Asia diumumkan tanpa kehadiran pemain keturunan yang dijanjikan. 

Melihat situasi yang semakin panas, CEO baru Timnas Malaysia Rob Friend pun akhirnya turun tangan untuk memberikan klarifikasi. 

Ia menjelaskan bahwa strategi naturalisasi besar-besaran yang dilakukan Malaysia memang kurang realistis, dan terpaksa dihentikan sementara waktu. 

Menurutnya berbeda dengan klub, mendatangkan banyak pemain bintang bukanlah solusi instan untuk meningkatkan kualitas tim nasional. 

Meski begitu, ia tetap meminta para pendukung Malaysia untuk tetap bersatu dan terus memberikan dukungan kepada tim nasional dalam perjalanan mereka ke depan. 

"Roma tidak dibangun dalam sehari. Kenyataannya adalah anda tidak bisa mengharapkan perubahan secara instan. Berbeda dengan klub sepak bola, di mana anda bisa membeli pemain dan melakukan penyesuaian instan," ujarnya.

"Saya datang bukan hanya untuk menyenangkan fans atau untuk memberikan hasil dalam 6 bulan. Dampak dari pekerjaan saya akan terlihat dalam jangka panjang," sambungnya. 

Selain itu Rob juga menyoroti perbedaan mendasar antara Malaysia dan Indonesia dalam hal naturalisasi pemain. 

Ia menegaskan, bahwa Malaysia tidak bisa menyamai langkah Indonesia karena perbedaan sumber daya dan populasi. 

"Kita harus realistis, Malaysia bukan Indonesia. Jumlah penduduk mereka jauh lebih banyak dari Malaysia, dan orang Indonesia tersebar di seluruh dunia," jelasnya.

Setelah kecewa dengan pembentukan skuad yang tidak dihiasi pemain diaspora, para pendukung Malaysia kembali mempertanyakan janji FAM terkait rencana menggelar laga uji coba. 

Mereka berharap, Timnas Malaysia bisa mendapatkan kesempatan bertanding melawan tim-tim besar seperti yang pernah dilakukan Indonesia pada tahun 2023.