Mengungkap Faktor Kekalahan Timnas U-20 di Piala Asia: Apa yang Salah dengan Garuda Muda?

Kekalahan Timnas U-20, apa yang salah dan bagaimana solusinya?
Sumber :
  • PSSI

Siap – Timnas U-20 Indonesia mengalami kekalahan beruntun dalam Piala Asia U-20 2025, yang membuat mereka gagal melangkah ke perempat final dan otomatis gagal mencapai target untuk lolos ke Piala Dunia U-20 2025.

Timnas U-17 Rayakan Idulfitri di Arab Saudi, Dapat Dukungan untuk Piala Asia

Dua kekalahan dari Iran dan Uzbekistan membuat harapan untuk membawa tim muda Garuda ke turnamen internasional lebih jauh sirna.

Namun, apa sebenarnya yang menjadi faktor utama di balik kekalahan Garuda Muda ini?

Empat Pemain Grade A Segera Naturalisasi, Timnas Indonesia Makin Kuat

Salah satu faktor utama yang sangat mencolok adalah pertahanan Timnas U-20 yang rapuh.

Di kedua laga melawan Iran dan Uzbekistan, Indonesia kesulitan mengatasi serangan lawan, terutama serangan udara.

Media Vietnam Tantang Timnas Indonesia Turunkan Skuad Terkuat di Piala AFF 2026, Yakin Menang?

Gol-gol yang tercipta di pertandingan tersebut, terutama melalui sundulan, menyoroti kelemahan signifikan di lini belakang.

Meskipun telah melakukan persiapan dengan pemusatan latihan internasional, namun kemampuan bertahan yang buruk mengundang kritik dari banyak pihak.

Meskipun Indonesia mampu mencetak gol balasan dalam pertandingan melawan Uzbekistan, penyerangan tim tidak konsisten.

Pemain seperti Jens Raven dan Marselinus Ama Ola sempat menunjukkan kualitas mereka dengan mencetak gol.

Akan tetapi, ketidaksesuaian dalam koordinasi dan pergerakan tim sering kali menghambat peluang emas yang seharusnya bisa dimanfaatkan.

Garuda muda perlu lebih solid dalam menciptakan serangan dan mengonversi peluang menjadi gol.

Satu lagi faktor yang sering diperdebatkan adalah kedalaman lini serang yang terbatas.

Meskipun Indonesia memiliki beberapa pemain berbakat, namun tidak cukup banyak pemain yang bisa diandalkan untuk mencetak gol secara konsisten.

Ketika tim membutuhkan pergerakan cepat dan penyelesaian akhir yang lebih tajam, mereka sering kali gagal untuk mengeksekusi peluang.

Kepelatihan Indra Sjafri memang sempat mendapatkan pujian karena pengalamannya dalam menangani Timnas U-19 sebelumnya.

Namun, strategi yang diterapkan di Piala Asia U-20 kali ini dinilai tidak efektif dalam menghadapi tim-tim kuat Asia.

Banyak yang merasa bahwa pendekatan permainan tim tidak cukup mampu menghadapi lawan yang memiliki kualitas lebih baik, serta tidak ada perubahan signifikan dalam strategi yang diterapkan meskipun situasi terus memburuk.

Isu naturalisasi pemain juga menjadi sorotan.

Sementara Shin Tae-yong di Timnas senior lebih terbuka dalam menyertakan pemain keturunan, Indra Sjafri tampaknya lebih enggan melibatkan lebih banyak pemain keturunan yang berpotensi memperkuat tim.

Beberapa warganet pun mengkritik keputusan ini dan merasa bahwa Timnas U-20 seharusnya membuka diri terhadap pemain dengan latar belakang yang berbeda untuk meningkatkan kualitas skuad.

Masa Depan Timnas U-20 Meskipun kekalahan ini sangat memalukan, bukan berarti Timnas U-20 tidak memiliki potensi besar.

Masalah yang ada memang sangat mendalam, tetapi masih ada harapan untuk perbaikan.

Evaluasi mendalam terhadap kepelatihan Indra Sjafri dan kebijakan seleksi pemain akan menjadi langkah awal yang sangat penting.

Apa yang perlu dilakukan agar Timnas U-20 bisa bangkit?

PSSI harus serius mengevaluasi kekuatan tim dan strategi yang diterapkan, sembari membuka peluang untuk memperbaiki masalah yang ada.

Selain itu, memperkuat sektor pertahanan dan memperbaiki kedalaman lini serang menjadi hal yang sangat urgent.

Semua pihak harus bekerja sama untuk memberikan dukungan maksimal bagi Timnas U-20 agar dapat bersaing di level yang lebih tinggi di masa depan.