Geger, Masa Lalu Aep Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon Terbongkar, Pernah Digerebek Warga

Potret Aep saksi kunci kasus Vina Cirebon
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Pasca memberikan kesaksian terkait kasus Vina Cirebon dan soal Pegi Setiawan alias Perong yang telah berhasil ditangkap aparat kepolisian, Aep yang disebut saksi kunci kini menjadi sorotan publik.

Terbukti, Ada Pelanggaran HAM di Kasus Vina Cirebon, Kubu Elza Syarief Ketar ketir??

Nah kekinian, sejumlah fakta tentang masa lalu sosok saksi kunci kasus Vina Cirebon yaitu Aep malah terbongkar dan beredar luas ditengah masyarakat.

Usut punya usut, ternyata Aep pernah digerebek warga terkait dugaan asusila lantaran membawa 2 cewek ke tempat kerja.

Kubu Elza Syarief dan Rudiana dkk Tamat, Komnas HAM Temukan 3 Pelanggaran dalam Kasus Vina

Hal tersebut terungkap setelah adanya pengakuan salah satu warga sekitar dan pengakuan tersebut beredar luas.

Warga saat itu mendapat info dari Hadi serta Eko, yang kini mendekam di penjara menjadi terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon.

Geger, Pengacara Saka Tatal Titin Prialianti Mendadak Diperiksa Bareskrim, Ada Apa?

"Jadi Hadi dan Eko yang sekarang jadi terpidana itu sebelum ditangkap sempat menghampiri saya yang waktu itu sedang ngobrol sama dua adik saya. Cuma saya lupa beberapa harinya sebelum penangkapan dan kejadian," kata Seorang warga sekitar yang rumahnya berada di sekitar Jalan Perjuangan, Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Samsuri (40) seperti dikutip Kamis (30/5/2024).

Waktu itu, kata Samsuri,  Hadi dan Eko ngomong bahwa pengen gerebek orang,  ketika ditanyakan apa  masalahnya, keduanya menjawab di tempat pencucian mobil tempat kerja Aep sering membawa perempuan dan diduga berbuat mesum.

Lantas Samsuri mengarahkan mereka untuk melapor ke RT agar tidak main hakim sendiri.

"Ada informasi itu, saya arahkan untuk lapor dulu ke RT, biar sesuai prosedur tidak semena-mena atau agar tidak main hakim sendiri, Waktu itu Pak RT namanya Pak Pasren. Saya pun ngomong sama Pak RT dan beliau menyanggupi untuk ikut penggerebekan itu. Jadi waktu itu yang ikut penggerebekan itu, Eko, Hadi, saya, adik ipar saya dua orang sama Pak RT, 6 orang dulu," katanya.

"Setelah berkumpul, mereka barulah jalan ke bengkel, mengetok pintu dan dibukalah sama Aep," katanya.

"Awalnya kami mengkonfirmasi menanyakan dulu ada nggak cewek di dalam, Aep dan temannya menyangkal. Kami nggak percaya dan kami geledah, ada 2 cewek di dalam kamar mandi," tambahnya.

"Barulah sejumlah warga emosi. Jujur, ketika melihat memang ada cewek, ada juga warga yang melempar kursi namun saya dan Pak RT melarang warga untuk terus melakukan aksi-aksi yang merugikan," ujarnya.

Setelah itu, mereka memanggil Pak RW untuk menengahi. "Kami pun lantas panggil Pak RW untuk menengahi penemuan kami soal ini (ada 2 cewek di dalam tempat cucian mobil).

Lalu datanglah Pak RW untuk menanyakan kenapa Aep membawa perempuan ke dalam tempat dia kerja.

"Kami juga mewanti-wanti agar Aep jangan melakukan hal seperti itu, karena bakal mencemaskan nama kampung kami," ucap Samsuri.

Penggerebekan tersebut hanya diketahui oleh enam orang yang terlibat. Samsuri menegaskan bahwa Hadi dan Eko bukanlah geng motor melainkan kuli bangunan yang dikenal sopan dan suka menyapa ketika bertemu.

Selain mengenal Hadi dan Eko, Samsuri juga mengenal Saka dan Sudirman.

"Kalau saya sama para pelaku (kasus Vina dan Eki) kenal sebagian, yang saya kenal ada Hadi, Eko, Saka, dan Sudirman," katanya.

Sepengetahuan Samsuri para terpidana bukanlah geng motor melainkan kuli bangunan.

"Mereka kalau ada yang ngajak kerja (ada proyek), baru berangkat."

"Nah selama nggak ada proyek, ya mereka sering nongkrong, tapi hanya sekadar nongkrong saja, mungkin karena pekerja bangunan ya kumpul saja gitu, gitaran dan sebagainya," pungkasnya.