Menguak asal Usul Tanjakan Emen Lokasi Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
- Tangkapan layar Youtube
Siap – Kecelakaan maut terjadi di jalur antara Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, persis di dekat lokasi wisata Ciater yang lebih dikenal dengan nama Tanjakan Emen.
Di lokasi tersebut, salah satu bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok terguling pada Sabtu, 11 Mei 2024 malam, yang mengakibatkan sekira 11 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
Berdasarkan penjelasan video yang di unggah akun Youtube Adrasa ID, Tanjakan Emen merupakan jalur paling angker di Jawa Barat.
Lantas, bagaimana asal muasal nama Tanjakan Emen yang terbilang penuh misteri itu?
Menurut cerita, asal muasal keangkeran Tanjakan Emen ini berasal dari seorang sopir yang meninggal secara tragis di tanjakan tersebut pada tahun 60-an. Sopir itu bernama Emen.
Suatu malam, Emen yang merupakan sopir jurusan Bandung-Subang melintas di jalur tersebut dengan membawa muatan cukup banyak. Nahas, mobil Emen terbalik dan terbakar di tanjakan itu. Emen pun seketika meninggal di tempat dalam kondisi mengenaskan.
Sejak kejadian itu, warga sekitar memercayai bahwa arwah Emen kerap bergentayangan dan mengganggu para pengguna jalan yang melintas.
Sementara itu, versi lain menyebutkan bahwa asal usul Tanjakan Emen berasal dari seseorang yang bernama Emen yang menjadi korban tabrak lari di daerah tersebut.
Kemudian jasad Emen dibuang di balik rimbun pepohonan di areal tanjakan itu. Namun, tidak diketahui kapan persisnya kejadian tersebut.
Sejak peristiwa nahas itu, arwah Emen sering mengganggu pengguna jalan saat melintas. Tidak sedikit pengendara yang tiba-tiba mengalami rem blong, kendaraan tergelincir, kendaraan mogok, hingga terpesorok ke jurang.
Ada pula pengakuan bahwa sejumlah penumpang mengalami kerasukan saat melintas Tanjakan Emen.
Mitosnya, jika ingin selamat ketika melintasi Tanjakan Emen, pengendara harus melempar rokok atau menyalakan klakson.
Peristiwa paling memilukan pernah terjadi pada Februari 2018 lalu. Terdapat rombongan yang berjumlah 3 bus beranjak pulang selepas berwisata dari Tangkuban Perahu.
Ketika melintas turunan panjang dan berkelok di tengah perkebunan teh dan hutan pinus, bus pertama tiba-tiba melaju tak terkendali akibat rem blong.
Bus itu kemudian menabrak sebuah sepeda motor, bus lalu menabrak tebing sebelah kiri jalan dan terguling ke bahu jalan.
Pada kecelakaan maut itu, sebanyak 27 orang dinyatakan meninggal dunia dan 18 orang lain mengalami luka berat.
Peristiwa tersebut tak ayal menambah rentetan kisah angker Tanjakan Emen.
Namun, ketika dilihat dari kondisi geografi, Tanjakan Emen memang dibilang cukup berbahaya. Apalagi jika melewati tanjakan itu pada waktu sore atau malam hari, di mana di pinggir jalan berupa pohon-pohon rindang serta di beberapa titik terdapat jurang yang cukup dalam serta kabut pekat yang menyelimuti kawasan itu.
Tak heran jika daerah tersebut kerap terjadi kecelakaan.