Rocky Gerung Singgung Trik Jokowi di Balik Hebohnya 40 Nama Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Heboh isu 40 nama menteri kabinet Prabowo-Gibran
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Meskin baru akan dilantik beberapa bulan lagi, namun desas desus terkait sejumlah nama menteri yang bakal mengisi kabinet Prabowo-Gibran telah santer beredar di media sosial. Beberapa di antaranya diprediksi akan diisi wajah-wajah lama. 

Heboh Kontroversi Gelar Doktor Sang Menteri, Deolipa Singgung Dugaan Gratifikasi Pejabat UI

Tak hanya itu saja, publik juga dibuat penasaran karena kabarnya, Prabowo-Gibran diisukan bakal punya 40 menteri. Benarkah demikian?

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung kembali angkat bicara. 

Jokowi dan Keluarga Dipecat PDIP, Rocky Gerung: Akhirnya Telur Pecah, Mega Siap......

"Tentu itu berita baik buat partai-partai yang ingin dapat port folio tambahan. Tapi juga bisa menjadi berita buruk bagi Pak Jokowi," katanya dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 7 Mei 2024. 

Sebab nantinya, menurut Rocky Gerung, bagian Jokowi akan jauh lebih sedikit.

PDI Perjuangan Ungkap Alasan Pecat Joko Widodo dari Keanggotaan Partai

"Tapi apapun yang dimungkinkan oleh undang-undang itu adalah soal kapasitas Pak Prabowo untuk menentukan sendiri. Dia perlu 40 atau 37 menteri, mungkin dia perlu tambahan menteri atau cukup dengan itu dan itu Prabowo menghitung," jelasnya.

Rocky Gerung berpendapat, bukan tidak mungkin Jokowi akan membawa 'proposal' untuk menambah 'jatah'.

"Karena mungkin Jokowi hitung-hitung. Tapi sekali lagi ini kan bukan soal desain kabinet, ini juga adalah soal kemampuan kabinet itu sendiri untuk memilih siapa menteri-menteri yang strategis diperlukan," katanya.

"Tapi lagi-lagi, ini upaya-upaya dari partai 02 untuk merebut porsi paling banyak di dalam pembagian kue kabinet," sambung Rocky Gerung.

Menurut mantan dosen UI tersebut, jumlah menteri itu akan efektif kalau isinya ahli, bukan cuma sekedar pemimpin politik partai. 

"Kan kebiasaan kita ketua partai sekaligus jadi menteri. Buat apa? kan ketua partai yang mengurus partainya aja tuh. Padahal yang diperlukan adalah kapasitas teknis dan kapasitas konseptual," ujarnya.

"Jadi kita menguji, apakah Prabowo mengerti bangsa ini sedang terlilit berbagai macam masalah dalam negeri dan potensi kekacauan ekonomi dunia, sehingga Prabowo mungkin bisa mengefisienkan kabinetnya dengan cara kabinet itu untuk kerja bukan untuk pamer-pamer jabatan atau profil picture," timpalnya lagi.