Rocky Gerung Soal PDIP Jadi Oposisi Prabowo-Gibran: Pengakuan Dosa Separuh Hati

Rocky Gerung soal nasib PDIP, Jokowi dan Prabowo-Gibran
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Rocky Gerung Official

Siap – Pengamat politik Rocky Gerung ikut merespon pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto terkait sikap partainya yang bakal menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Kampanye Akbar Terakhir RIDO Undang Jokowi, Ridwan Kamil: Tuh Penganten Ibarat Cuma Datang

Menurut Hasto, PDIP siap jadi oposisi pemerintah karena mereka pernah punya pengalaman di luar pemerintahan, dan itu tidak kalah patriotiknya.

Bahkan menurut dia, justru ketika dua periode Pemerintahan Jokowi ada penumpukan kekuatan politik di situ, dan banyak manipulasi.

Lembaga Kajian Nawacita Ungkap Cara RI Keluar dari Krisis Likuiditas Akibat Rusia vs Ukraina

Pernyataan tersebut direspon Rocky Gerung. Menurut mantan dosen Universitas Indonesia (UI) tersebut, omongan Hasto seperti pengakuan dosa.

"Ya ini pengakuan dosa separuh hati. Kalau dia mengaku pengakuan dosa yang tuntas, dia harus hukum dulu Jokowi. Karena yang berdosa adalah Jokowi kader dia kan," katanya dikutip siap.viva.co.id dari channel YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 16 Februari 2024.

Budi Arie Seret Nama Jokowi dalam Pusara Kasus Judi Online?

"Kan dari awal paling nggak ada teguran pada Jokowi, tarik kartu anggotanya, tapi masih bermimpi mungkin Jokowi balik ke kandang PDIP," sambung dia.

Mungkin opsi lain, kata Rocky Gerung, PDIP dapat posisi menteri yang signifikan dari kabinet Prabowo. 

"Tapi kan kita nggak mungkin bayangkan itu sebagai belas kasihan dari Jokowi kan, karena Gerindra sendiri nggak cukup kursinya dikalangan koalisi dia, apalagi dia mesti nyogok PDIP itu susah akan diprotes oleh koalisi."

Menurut Rocky Gerung, dari kalkulasi itu PDIP sebaiknya pragmatis, bukan secara etis memikir untuk jadi oposisi.

"Karena dia tahu, dia (PDIP) nggak dapat kursi. Jadi dari awal kita anggap iya Hasto ucapkan ingin jadi oposisi, tapi sejauh mana?" tanya Rocky. 

"Kalau oposisi itu menjadi tukar tambah sprindik di kantong Jokowi sampai Oktober enggak dikeluarin, artinya minta damai sebetulnyakan. Itu berarti keok sebetulnya PDIP, karena dari awal nggak berani berkokok," sambungnya lagi.