Marak Spanduk Penolakan Gibran di Jawa Timur, Daddy: Mungkin Kode Alam

Potret Daddy Palgunadi saat bersama Mahfud MD
Sumber :
  • Siap.viva.co.id/istimewa

Siap –Menyoroti soal kabar menjamur spanduk penolakan calon wakil presiden nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka di sejumlah wilayah di Jawa Timur, Ketua Umum GPMN Daddy Palgunadi menyebut bahwa hal tersebut merupakan reaksi atau luapan kekesalan masyarakat yang tak bisa dibendung.

Astaga, Semeru Erupsi di Hari Natal, Awan Panas Menyembur Setinggi 1 Kilometer

Apalagi, kata Daddy, munculnya spanduk penolakan tersebut diduga lantaran aksi Gibran saat pelaksanaan debat cawapres dianggap tidak sopan terhadap Mahfud MD.

"Munculnya spanduk penolakan Gibran tersebut adalah bagian dari suara masyarakat tak suka dengan aksi yang di pertontonkan, atau mungkin itu kode alam?," kata Daddy.

Gunung Raung Alami Erupsi, Waspada Level 2

Lebih lanjut Daddy mengatakan, masyarakat saat ini sudah cerdas dan dapat melihat secara langsung kualitas calon pemimpinnya dari berbagai informasi, terlebih saat ini perkembangan teknologi sangat pesat.

" Jadi apapun gimmick yang disuguhkan, tetap masyarakat bisa menilai, faktanya, langsung ada reaksi dengan pemasangan spanduk tersebut," terangnya.

Heboh Kabar Hasto Jadi Tersangka, Ketum GPMN: Bagian dari Proses Hukum, Tapi....

Terlebih, lanjut Daddy, sosok Mahfud MD memang sangat melekat dengan masyarakat Madura, jadi wajar saja mereka bereaksi ketika ada perlakuan yang kurang baik kepada sosok panutannya.

"Jadi ya begitulah, kita lihat saja nanti hasil akhirnya, wong semuanya sudah dipertontonkan secara nyata dan masyarakat dapat menilai secara langsung siapa yang bekal mereka pilih sebagai calon pemimpin," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Spanduk penolakan Gibran Rakabuming Raka bermunculan di wilayah Bangkalan Madura, Kota Malang, dan di Kabupaten Jember Jawa Timur.

Penolakan tersebut diduga lantaran imbas dari acara debat cawapres yang digelar KPU pada Minggu 21 Januari 2024 lalu karena Gibran dianggap menghina Mahfud MD.

Hal tersebut terlihat dari sejumlah baliho dan spanduk yang terpasang, dengan narasi penolakan terhadap Gibran. 

Hingga saat ini, belum diketahui siapa pemasang spanduk maupun baliho tersebut, namun narasi penolakan Gibran di Madura dan Jawa Timur cukup viral. 

Narasi dalam spanduk tersebut beragam, namun menuju kepada satu pernyataan yakni menolak Gibran karena perbuatannya yang dinilai miskin etika.

Diduga itu terkait dengan sikapnya saat melakoni debat cawapres dengan Mahfud MD.

Pedagang setempat yang diwawancarai merespon baik baliho yang dipasangkan di sekitar tempatnya ini.

"Ya ini adalah akibat dari seseorang yang gapunya etika dan merendahkan orang yang lebih tua. Ini lah respon kami sebagai masyarakat,” kata Sutomo, seorang pedagang di Kabupaten Bangkalan, Madura pada Jumat, seperti dikutip 26 Januari 2024.

Saat ditanyakan kepada masyarakat sekitar mengenai siapa yang melatarbelakangi aksi pemasangan baliho penolakan Gibran ini, mereka mengaku tidak mengetahui.

Namun warga menilai, baliho itu adalah buah dari kelakuan Gibran dan tidak perlu menyalahkan orang yang memasang spanduk tersebut. Adapun narasi dalam spanduk itu di antaranya. 

“Yang Tidak Beretika Dilarang Masuk Kampung Ini.” "Kepada Gibran, tidak usah nyari orang di balik pemasangan spanduk ini. Ini adalah suara kami, kalau kalian tangkap orang kami maka kami akan lawan,” kata Sutomo.

Menurut beberapa warga setempat, jelas ini adalah media mereka untuk menyatakan ketidaksetujuan dan kekecewaan terhadap perlakuan Gibran di debat cawapres kemarin.