Debat Cawapres Singgung Masyarakat Adat, Berikut Empat Tradisi yang Masih Terjaga

Tradisi Seren Taun suku Sunda di Kuningan, Jawa Barat.
Sumber :
  • Pemkab Kuningan

Siap – Dalam Debat Cawapres ke-4 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ahad, 21 Januari 2024 kemarin malam, para calon wakil presiden sempat singgung soal eksistensi masyarakat adat.

Peringati Hari Jadi Bogor ke-542, DPRD Kabupaten Beri Tiga Tokoh Sunda Penghargaan

Diketahui, Indonesia memiliki beragam adat dan tradisi yang beragam serta tak terhitung banyaknya. Dari sekian adat dan tradisi tersebut bahkan masih terjaga sampai sekarang.

Dalam masyarakat adat atau tradisi tersebut masih dipraktikkan sebagai bagian dari kebudayaan atau kearifan lokal. Upacara adat masyarakat kita begitu khas dan unik. Tak ayal lagi, tradisi tersebut kemudian menjadi ritual tahunan dan memiliki daya tarik bagi wisatawan. 

Polisi Ungkap Alasan Buronan Thailand Memilih Indonesia Jadi Tempat Bersembunyi, Sempat dari India

Tradisi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang meliputi cara, sikap, kepercayaan ataupun kegiatan manusia suatu penduduk atau kelompok yang sangat khas. Apalagi, peran tradisi begitu penting sebagai perekat sosial sebuah kelompok.

Berikut ini upacara adat atau tradisi masyarakat pelbagai daerah di Indonesia yang masih lestari hingga kini.

Bulan Sutena Nyanyi Lagu Sayang Goyang Panggung Gala Dinner World Water Forum, Jokowi Ikut Joget

1. Tradisi Aruh Baharin, Kalimantan Selatan

Upacara Aruh Baharin merupakan tradisi khas masyarakat Suku Dayak yang berdiam di Dusun Halong, Desa Kapul, Balangan, Kalimantan Selatan. Tradisi ini biasanya digelar setelah musim panen ladang.

Suku Dayak lazimnya menggelar Aruh Baharin sebagai tanda dimulainya warga suku memakan hasil panennya. Sebab menurut kepercayaan Suku Dayak, beras merupakan hasil panen tidak boleh digunakan sebelum ritual adat ini dilaksanakan.

Dilansir dari kemendikbud.go.id, Aruh Baharin biasa digelar di balai desa, rumah adat Dayat atau tempat khusus yang disiapkan. Dalam upacara tersebut, roh para leluhur dipanggil oleh para tokoh adat untuk hadir bersama warga menikmati hasil ladang.

2. Tradisi Tumpek Lendep, Bali

Tradisi Tumpek Lendep merupakan ritual sekaligus pemujaan kepada Bhatara Siwa yang bertujuan untuk menjadikan senjata dan semua peralatan yang terbuat dari besi menjadi Sthana Sangyang Pasupati.

Atas dasar itu, Tumpek Lendep adalah wujud bhakti dan karma umat Hindu untuk mengungkapkan rasa terima kasih, serta bentuk permohonan kepada Hyang Widhi untuk anugerah peralatan besi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam kehidupan keagamaan, umat Hindu meyakini bahwa hari dilaksanakannya Tumpek Lendep merupakan selamatan bagi semua alat perang, senjata tajam, dan peralatan yang terbuat dari besi.

3. Tradisi Seren Taun, Jawa Barat

Seren Taun merupakan upacara adat milik masyarakat Sunda. Upacara adat ini merupakan ungkapan syukur atas seluruh suka dan duka pertanian pada tahun yang telah lalu, maupun tahun yang akan datang.

Upacara adat Seren Taun biasa dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung yang merupakan bulan terakhir dalam perhitungan kalender Sunda.

Upacara ini diawali dengan Upacara Ngajayak (menjemput padi), dilanjutkan dengan penumbukan padi yang dianggap sebagai lambang kemakmuran.

Pada momen ini, sebanyak 22 kuintal padi ditumbuk yang kemudian dibagikan kepada masyarakat sebanyak 20 kuintal, sedangkan sisanya dijadikan benih.

4. Tradisi Saparan Bekakak, Yogyakarta

Tradisi Saparan Bekakak, menurut informasi Media Center Sleman, telah ditetapkan sebagai Warisan Tak Benda (WTB) oleh Kemdikbud pada tahun 2015.

Selain itu, Saparan Bekakak akan dilaksanakan satu tahun sekali di hari Jumat antara tanggal 10-20 Sapar, yang merupakan bulan kedua dalam penanggalan Jawa.

Sebelum puncak acara, hewan peliharaan dan sepasang bekakak, serta perlengkapan upacara yang penting akan disiapkan.

Lalu pada Kamis malam akan dilaksanakan acara midodareni. Esok harinya acara kirab digelar dan kemudian dilanjutkan dengan doa serta penyembelihan bekakak.

Setiap upacara adat atau tradisi selalu melibatkan masyarakat dalam jumlah yang lumayan banyak.

Partisipasi masyarakat tersebut merupakan wujud kebersamaan dan gotong royong sebagai identitas masyarakat Indonesia. Kebersamaan masyarakat dalam upacara adat menunjukkan bahwa upacara adat selalu menjadi pemersatu dan perekat antar sesama.