Makna Pengertian dari Apa Itu Greenflation Pada Saat Debat Cawapres ?
- Istimewa
Siap –Debat Cawapres pada Minggu 21 Januari 2024 memunculkan istilah baru yang menarik perhatian Greenflation, atau dalam bahasa sederhana, inflasi hijau.
Filosofi di balik istilah ini muncul seiring dengan transisi global ke energi hijau.
Greenflation merujuk pada kenaikan harga material dan energi yang terjadi akibat peralihan ke energi hijau.
Dilansir oleh Philonomist, fenomena ini mungkin berlangsung dalam jangka panjang seiring upaya negara-negara dunia memenuhi komitmen lingkungan mereka.
Natixis mengidentifikasi tiga fenomena utama yang terkait dengan inflasi hijau:
1. Ketergantungan pada bahan bakar fosil dan transisi tak teratur ke energi rendah karbon.
2. Gangguan rantai pasokan akibat dampak perubahan iklim yang menekan harga.
3. Peningkatan permintaan terhadap energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.
Semua ini menyebabkan variasi harga dan timbulnya inflasi.
Selain faktor iklim, perang di Ukraina dan pemulihan pascapandemi juga turut mendorong greenflation.
Meskipun transisi ke energi hijau sejatinya ramah lingkungan, biayanya lebih tinggi.
Misalnya, pengeluaran untuk teknologi bebas karbon dan pembatasan proyek pertambangan meningkat.
Contoh konkret greenflation adalah pajak karbon, yang naikkan harga bahan bakar.
Menurut Rudy Gunawan Bastari, pajak karbon bertujuan mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Pajak karbon pernah memicu protes Yellow Vests di Perancis pada 2018.
Selain itu, kenaikan permintaan litium untuk baterai mobil listrik dan harga aluminium untuk energi surya dan angin menjadi sorotan.
Dengan greenflation, terbuka diskusi kompleks tentang keberlanjutan dan harga yang harus dibayar untuk menuju masa depan yang lebih hijau.