Menapak Jejak Margonda, Pahlawan Depok yang Makamnya Entah di Mana

Margonda yang menjadi nama jalan utama di Depok.
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Selain merupakan nama salah satu jalan utama, mungkin sebagian besar masyarakat Depok belum tahu arti nama Margonda. Lantas, siapakah dia dan di manakah makamnya berada?

Imbas Pohon Tumbang dan Banjir, Margonda Depok Macet Parah

Margonda merupakan seorang pahlawan yang terkenal gagah berani dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Lelaki yang lahir sekitar tahun 1918 di Bogor ini memiliki nama kecil adalah Margana.

Tercatat dalam sejarah, pada tahun 1945 persisnya tatkala terjadi bom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, Margonda aktif dalam gerakan kepemudaan yang kemudian membentuk tentara atau barisan perang.

Perempuan Berdaya: inDrive Peringati Hari Kartini dengan Acara Penuh Inspirasi

Syahdan bersama tokoh pemuda lainnya, Margonda mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) yang bermarkas di Jalan Merdeka, Bogor. Sayangnya, keutuhan daripada gerakan tersebut cukup singkat.

Banyak dari anggota lainnya yang kemudian bergabung dengan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), dan gerakan lainnya. Adapun dengan Margonda tetap menjadi seorang pemimpin AMRI.

Geger, Tentara Israel Berani Tolak Perintah Netanyahu Invasi di Rafah, Kok Bisa?

Bermodalkan bakatnya yang sangat luar biasa, setelah mengikuti pendidikan kemiliteran, ia pun kemudian masuk Batalion Kota Bogor dengan pangkat letnan muda dan bergabung bersama pasukan Batalion I di Depok.

"Mungkin warga Depok lebih tahu bagaimana kehebatan beliau ini (Margonda). Meski lahir di Bogor, saya sendiri belum tahu lebih dalam perjuangan beliau di sana. Namun demikian, berdasarkan cerita yang saya dapat kisah beliau sangat mengharukan," kata Maksum (40) selaku Petugas Dinas Sosial Taman Makam Pahlawan Dreded, Bogor, beberapa waktu lalu.

Menurut pemaparan Maksum, kedatangan Margonda ke Depok adalah sebuah upaya pemerintah RI untuk menyerang Kota Depok yang pada masa itu tidak mau mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Puncak daripada peperangan tersebut pada 11 Oktober 1945, yang di mana nama peristiwa itu lebih dikenal dengan sebutan Gedoran Depok.

Meski berhasil menaklukan Depok, namun kemenangan tersebut tidak berlangsung lama. Pasukan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) yang dibantu pasukan sekutu seperti Australia, Inggris, Amerika, dan lain sebagainya, kembali menyerbu Margonda dan pasukan lainnya.

Alhasil para pejuang bangsa berhasil dipukul mundur oleh sekutu penjajah. Akibatnya, Kota Depok berhasil dikuasai oleh NICA.

Markas Tentara Kemanan Rakyat (TKR) pun, yang dulunya merupakan Kantor Gemeente Bestuur (Kantor Kotamadya zaman kolonial Belanda) berhasil direbut kembali dan berubah menjadi Markas NICA (sekarang Jalan Pemuda, Depok).

"Terjadi banyak peperangan dan perebutan. Kalau dari cerita turun-menurun mah, perang tersebut sungguh dahsyat. Dan pada bulan November, para pejuang kembali menyerang Depok," kata Maksum.

Dari peperangan itulah, tambahnya, pemuda yang bernama Margonda wafat. Jasadnya yang penuh dengan perjuangan, terkapar syahid di salah satu wilayah Kota Depok.

"Jenazahnya sempat dimakamkan di Bogor. Kemudian, hingga saat ini tidak lagi diketahui. Di mana makam Margonda, saya sendiri belum tahu. Kalau ada yang bilang di sini (TMP Dreded Bogor), saya kurang tahu. Yang jelas, tidak ada data tentang Margonda," tandasnya.