Jejak Sejarah Depok: Dari Kecilnya Sebuah Kawedanan hingga Kota yang Kita Kenal Hari Ini

Sejarah kota depok
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

SiapDepok, sebuah kota yang terletak di Jawa Barat, seringkali dikenal sebagai kota yang berbatasan dengan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

Ditolak Masuk Sekolah Negeri Jalur PPDB, Kini Cyla Masuk SMPN 3 Depok

 Namun, sejarah panjang dan menarik menyertainya sebelum menjadi seperti yang kita kenal saat ini.

Sebelum Depok menjadi kota administratif, itu hanyalah sebuah kota kecil.

20 Tahun Dipimpin PKS Depok Banyak Keluhan, PKB Yakin SS Mampu Bawa Perubahan

Menurut catatan resmi Pemerintah Kota Depok, daerah awal Depok merupakan sebuah Kecamatan yang berada di wilayah Parung Kabupaten Bogor.

Namun, perkembangan kota ini tidak hanya bergantung pada faktor lokal. Salah satu tokoh kunci dalam sejarah Depok adalah seorang tuan tanah Belanda bernama Cornelis Chastelein. 

Transaksi Hewan Kurban di Depok Mencapai Rp 286 Miliar pada Iduladha 2024, Imam Budi: Berkah

Chastelein memainkan peran penting dalam membuka lahan-lahan pertanian yang produktif di kawasan tersebut. 

Selain itu, berbagai fasilitas juga dibangun untuk mendukung kehidupan masyarakatnya.

Penggarapan lahan untuk perkebunan dan pertanian di Kota Depok ini dibantu oleh 150 budak yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa, dan Pulau Rote.

Chastelein memiliki banyak pengikut di Depok dan bahkan mewariskan tanahnya pada 150 budaknya, yang akhirnya membentuk komunitas masyarakat asli Depok, termasuk keturunan Belanda. 

Ketika Cornelis Chastelein meninggal pada tanggal 24 Juni 1714, komunitas masyarakat Depok tetap bertahan dan membentuk sistem pemerintahan mandiri untuk mengelola tanah Depok.

Nama "Depok" sendiri memiliki asal-usul dalam bahasa Belanda, "De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen," yang berarti "Organisasi Kristen yang Pertama."

Setelah meninggalnya Chastelein, Pemerintah Belanda mengizinkan Depok untuk membentuk pemerintahan sendiri setingkat Desa Otonom atau yang dikenal dengan Gemeente Depok. Saat itu, luas daerah Gemeente Depok hanya 1.244 hektar.

Gemeente Depok berada di bawah pengawasan seorang Presiden dan terdiri dari beberapa kecamatan yang dipimpin oleh mandor serta dibantu oleh pencalang polisi desa serta Kumitir atau Menteri Lumbung.

Namun, perubahan besar terjadi pada tahun 1952 ketika terjadi perjanjian pelepasan antara Pemerintah Republik Indonesia dan pimpinan Gemeente Depok.

Selain itu, status kepemilikan tanah Depok juga mengalami perubahan dari hak milik (eigendom verponding) menjadi tanah partikelir. 

Lahan-lahan yang sebelumnya milik Gubernur Jenderal VOC kemudian beralih kepemilikan menjadi milik pribadi gubernur jenderal. 

Bahkan, Gubernur Jenderal Daendels juga ikut mengambil lahan di istana Buitenzorg beserta sekitarnya.

Inilah sebagian dari jejak sejarah yang membentuk Depok menjadi kota yang kita kenal saat ini, dengan semua kompleksitasnya yang dipengaruhi oleh peran tokoh-tokoh seperti Cornelis Chastelein dan perubahan status tanah yang terjadi selama berabad-abad. 

Sebuah warisan sejarah yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Depok.