Kenapa Gempa Sering Terjadi di Jawa Barat? Ini Penjelasannya

Ilustrasi gempa
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Jawa Barat kembali dilanda gempa, kali ini Sumedang, Ahad, 31 Desember 2023. 

Prakiraan BMKG Sebagian Wilayah di Indonesia Hujan Sedang hingga Lebat, Cek Daerahmu di Sini

Pada Rabu, 27 Desember 2023, Gempa Pangandaran terjadi dan semakin menambah rentetan panjang daftar gempa di Jawa Barat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut pesisir selatan Jawa rawan tsunami karena berhadapan dengan subduksi Sunda.

Breaking News: Gempa Mengguncang Bumi Maluku Senin Sore, Begini Kondisinya

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

1. Endapan Tsunami Selatan Jawa

Breaking News! Cianjur Kembali Diguncang Gempa Darat: Ya Allah Ngeri

Berdasarkan kajian PVMBG, endapan tsunami itu berada di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa. Mulai dari pantai Pangandaran, Tasikmalaya, Purworejo, Gunung Kidul, dan Pacitan.

Pesisir selatan Jawa juga termasuk zona risiko kegempaan yang besar. Hal ini dipengaruhi posisinya yang berhadapan dengan laut lepas.

Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk lebih peka melihat kondisi alam.

Kearifan lokal yang selama ini dipercaya masyarakat dapat membantu mengatasi risiko buruk bencana besar.

2. Gempa Disebabkan oleh Gerakan Lempeng

Fenomena gempa yang sering terjadi di pesisir selatan Jawa menurut pakar Geologi UGM Dr Gayatri Indah Marliyani berpusat dari dalam lempeng yang menunjam.

Jika dilihat dari lokasi kedalamannya, gempa pesisir selatan Jawa bersumber dari lempeng yang menunjam.

Lempeng itu masih menjadi bagian dari sistem subduksi di selatan Jawa.

Gempa yang berkekuatan 5-6,2 M memiliki pergerakan menurun.

Oleh karena itu, guncangan yang ditimbulkan merupakan respon dari batuan terhadap gaya tarikan lempeng samudera yang bergerak ke bawah.

Gempa yang ditimbulkan oleh gerakan ke bawah itu biasanya dapat dirasakan dengan cakupan wilayah yang luas.

Apalagi pusat gempa berada di tempat yang cukup dalam dengan daerah bertekanan besar dan bersuhu cukup tinggi.

Cekungan muka busur di selatan Pacitan, Jawa Timur secara drastis menyempit dibandingkan dengan cekungan di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain itu, banyak dijumpai morfologi tonjolan dasar laut yang ikut terseret masuk ke zona subduksi daerah ini.

Adanya tonjolan-tonjolan itu menjadi ganjalan dalam proses subduksi sehingga menyebabkan pergerakan lempeng menjadi tertahan.

Energi yang tertahan itu kemudian dilepaskan melalui sentakan tiba-tiba yang ditandai dengan peristiwa gempa bumi.

3. Potensi Kekuatan Gempa Berkurang

Di tengah aktivitas kegempaan yang intens di selatan Jawa ada harapan baik bagi pola mitigasi bencana ke depannya.

Peneliti kegempaan dan pakar geologi ini menyatakan seringnya terjadi gempa berskala kecil di kisaran 5-6 SR sebenarnya bisa menjadi pertanda baik.

Pasalnya energi yang tertahan itu dilepaskan secara bertahap. Namun, asumsi itu harus diteliti lebih lanjut.

Untuk mengetahui berapa sebenarnya energi yang masih disimpan dan sudah dilepaskan, harus terus dilakukan penelitian secara saksama dan terus menerus.

Di samping itu, masyarakat diharapkan tidak panik dan tetap memperhatikan arahan mitigasi bencana dari pihak-pihak yang berwewenang.