Dituding Lakukan Penistaan Agama, Ini Kata MUI Soal Pernyataan Kontroversial Zulhas

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas)
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Pernyataan kontroversial Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) soal bacaan dalam shalat dan tahiyat akhir yang viral di sosial media menuai reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kolo Muani Jadi Mimpi Buruk Como 1907, Juventus Bungkam Klub Milik Indonesia 2-1

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Muhyiddin Junaidi mengatakan bahwa candaan tentang salat yang dilakukan Ketua Umum Partai PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) bisa disebut sebagai penistaan agama.

Karena kata Kiai Muhyiddin, dalam video tersebut Zulhas menggambarkan kelompok yang tidak berani melafalkan 'Amin' saat salat lantaran terpengaruh fanatisme terhadap salah satu paslon capres-cawapres.

Pembakar Alquran Mati Ditembak Saat Live TikTok, Berikut Fakta Mengejutkan yang Terungkap

Zulhas juga menyebutkan ada yang tidak berani menggunakan telunjuk jari ketika pembacaan tahiyat, lantaran cinta terhadap salah satu paslon.

Karenanya, pernyataan tersebut diduga sebagai upaya melecehkan agama demi kepentingan politik.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Gelar IMBF 2024 Besok, Siap Pamerkan Produknya ke 68 Tamu Negara

"Dilihat dari aspek hukum, sudah masuk dalam kategori penistaan agama dan bagian dari upaya memperolok serta mempermainkan agama," ujar Kiai Muhyiddin dalam persnya, seperti dikutip Rabu 20 Desember 2023.

Lebih lanjut, Kiai Muhyiddin mengatakan bahwa dirinya meminta MUI untuk segera memanggil Zulhas guna memberikan klarifikasi terkait pernyataannya.

Jika tidak, Muhyiddin menegaskan banyak pihak akan mengadukan Zulhas karena dianggap telah menistakan agama Islam.

“Saya minta MUI agar segera memanggilkan agar yang bersangkutan memberikan klarifikasi dan menarik pernyataan tersebut. Jika tidak, maka akan banyak pihak yang akan mengadukan beliau karena sudah menistakan agama Islam,” katanya.

Candaan tersebut, menurutnya, menguatkan pandangan pendukung Prabowo Subianto dianggap kelompok yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan politik.

Muhyiddin juga mengatakan bahwa pernyataan Zulhas dapat diinterpretasikan sebagai kultus individu terhadap Prabowo Subianto.

Untuk itu, Dia menekankan apabila tindakan tersebut benar, maka Zulhas dapat dinilai melakukan pelecehan ajaran agama demi keuntungan sesaat mencerminkan watak para penghianat dan penjilat.

“Jangan sampai ini menjadi bentuk menjadikan ajaran agama sebagai candaan dan cemoohan, agar dibenarkan selama itu mendatangkan manfaat dan menguntungkan,” tandasnya.