Kontroversi Pernyataan Zulkifli Hasan: Kyai Gufron Kritik Penggunaan Agama dalam Politik Praktis

Mendag Zulhas
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com

Siap –Pernyataan kontroversial Menteri Perdagangan dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, mengenai bacaan dan gerakan shalat menjadi sorotan tajam, khususnya dari Ketua Umum Relawan Rumah Ganjar-Mahfud (RAGAM), KH Ahmad Gufron, atau yang akrab disapa Kyai Gufron.

Geger, Seorang Wanita Ngaku Dapet Uang Palsu Sampai 5 Juta dari ATM, Ada......

Kyai Gufron menilai Zulkifli Hasan telah melecehkan ajaran Islam dengan menggambarkan tatanan shalat secara plesetan dalam sebuah video. 

Dalam keterangan tertulis, Kyai Gufron menyatakan bahwa tidak elok jika agama dijadikan bahan politik praktis dan menyerukan agar Zulkifli Hasan meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam.

Gegara Aksinya Viral, Joki Penunjuk Jalan Alternatif Puncak Akhirnya Diamankan Polisi

Menurut Kyai Gufron, Zulkifli Hasan seharusnya tidak memperagakan tatanan shalat dengan candaan yang dapat menyinggung umat Islam. 

Tokoh Nahdlatul Ulama ini menekankan pentingnya membedakan antara bercanda dan membawa agama ke ranah politik praktis, mengingat sensitivitas isu tersebut.

Terungkap, Ternyata Begini Rayuan Maut Agus Buntung ke Para Korban, Saya Percaya Kakak...

Sebelumnya, potongan video Zulkifli Hasan mengenai doa dan gerakan tahiyat dalam shalat viral di media sosial.

"Saya keliling daerah Pak, anu..., Pak Kyai, Pak Kyai Toha, di sini aman di sini Jakarta gak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau shalat Maghrib baca Al-Fatihah 'Wa laddalin..., Al-Fatihah baca 'waladholin.., ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diem sekarang, ada Pak, sekarang diem. Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu.

Pernyataan kontroversial ini diungkapkan Zulhas saat berpidato dalam acara Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Jawa Tengah.

Kyai Gufron berharap agar Zulkifli Hasan segera meminta maaf kepada umat Islam untuk mencegah potensi kegaduhan lebih lanjut akibat penyebaran video tersebut di media sosial. 

Kritik tajam dari Kyai Gufron menyoroti pentingnya menjaga batas antara candaan dan isu agama dalam konteks politik praktis.