Ritno Kurniawan Stop Illegal Logging Relaksasi Pengelolaan Hutan Gamaran Jadi Tempat Healing
- SA
Siap – Illegal logging menjadi salah satu masalah penyebab hilangnya lahan hutan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk pulau Sumatera. Masalah ini menjadi masalah nasional karena dampak yang dihasilkannya.
Seorang alumni Universitas Gadjah Mada Angkatan 2012 bernama Ritno Kurniawan sangat prihatin dengan kondisi dimana Illegal logging atau pembalakan liar terjadi sangat masif di kampung kelahiranya Di Sumatera, khususnya di Padang.
Ritno lantas tak berpangku tangan ia tahu betul dampak dari Illegal logging yang mana sangat berpengaruh terhadap manusia, dan juga lingkungan secara luas. Dampak utama yang ditimbulkan adalah deforestasi, kehilangan biodiversitas, dan pemanasan global.
Usai menamatkan pendidikannya di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 2012 lalu ia melihat Hutan Gamaran, Padang Pariaman, digunduli. Setiap hari tak kurang 15-20 balok kayu dihanyutkan di sungai. Tapi, semangatnya muncul setelah ia menyaksikan keindahan sejumlah air terjun di Hutan Gamaran, salah satunya Nyarai.
Hutan Gamaran adalah merupakan sumber daya alam yang sangat penting tidak hanya sebagai sumber kayu, tetapi juga sebagai bagian dari lingkungan apabila dikelola dan di jaga dengan baik.
Namun, kondisi hutan Gamaran di kawasan Lubuk Alung, Padang Pariaman sudah sangat memprihatinkan. Illegal logging (pembalakan liar) menjadi masalah terbesar. penyebab kerusakan hutan Gamaran yang tak pernah ada habisnya.
Ritno Kurniawan pulang kampung bukan karena sulit mendapatkan pekerjaan. Pria yang baru berusia 31 tahun pada waktu itu justru menciptakan pekerjaan baru. Ia mengubah para pembalak liar menjadi pemandu wisata di Kawasan Ekowisata Nyarai, Lubuk Alung, Padang Pariaman. Sumatra Barat. Ia kini memimpin 170 pemandu, 80 persen nya mantan pembalak liar.
Kawasan ekowisata ini juga mulai ramai pengunjung. Sebulan, rata-rata ada 1.500-2.000 wisatawan berkunjung ke sana. Keberhasilan ini bermula dari keprihatinan Ritno saat pulang kampungnya tersebut, melihat pembalakan liar adalah akar dari hutan di kampungnya rusak.
Pembalakan liar merupakan kegiatan penebangan hutan yang tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, yang mana menyebabkan kerusakan hutan. Illegal logging telah menjadi penyebab utama kerusakan hutan Gamaran yang amat sangat parah.
Pria kelahiran Padang itu membantu para pemalak liar memperoleh penghidupan yang layak dan keluar dari penebang kayu illegal, ia mulai membangun Lubuk Alung. Cukup panjang proses mengajak masyarakat sekitar yang sehari-hari bekerja sebagai pembalak liar, untuk mau terjun ke sektor lingkungan dan wisata.
Ritno lalu membangun kawasan ekowisata. ia memulainya dengan membentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) LA Adventure (Lubuk Alung) pada Agustus 2013. Tak mudah mengawalinya. Ninik mamak mencurigai motif Retno. Para pemuda dan pembalak takut kehilangan pendapatan.
Pada akhirnya Retno berhasil meyakinkan mereka. Dulunya, para pembalak mendapatkan Rp. 150.000 per minggu, kini sebagai pemandu wisata mereka bisa mendapatkan Rp. 50.000-80.000 per hari. Hutan aman, lingkungan terjaga pendapatan dan ekonomi Lubuk Alung pun berkembang.
Ia bekerja keras menjadikan kampung halamanya, Lubuk Alung, Padang Pariaman. Sumatera Barat menjadi sebuah kampung wisata.
Perjuangan Ritno Kurniawan telah memberikan perubahan dan menginspirasi banyak orang. menjadi tokoh inspiratif di bidang lingkungan yang telah menjadi panutan bagi mantan pemalak liar.
Berkat kegigihannya itu, pada tahun 2017 Ritno Kurniawan berhasil mendapatkan penghargaan dari SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh PT. Astra International.