Tim Pengmas UI Kembangkan Story Telling Maps Baduy Dukung Wisata Berkelanjutan dan Pelestarian Budaya

Warga suku Baduy Luar, Marno.
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) meluncurkan aplikasi berbasis sistem informasi spasial bertajuk Story Telling Maps untuk mendokumentasikan dan mempromosikan budaya Baduy

Ragam Tradisi Unik Perayaan Natal di Berbagai Daerah Indonesia

Aplikasi ini bertujuan untuk mendukung wisata berkelanjutan dan memberi ruang bagi masyarakat Baduy untuk menceritakan kisah hidup dan adat mereka dari perspektif mereka sendiri.

Masyarakat Baduy, yang tinggal di kaki Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, telah menarik perhatian wisatawan berkat kesederhanaan hidup dan keindahan alam sekitar.

Heboh Video Bocah Baduy Tak Mempan Disuntik Gegara Dibekali Ilmu Kebal, Begini Penjelasannya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak, jumlah wisatawan yang mengunjungi Baduy pada 2023 mencapai 1.012.230 orang. 

Namun, meskipun jumlah kunjungan terus meningkat, pengetahuan masyarakat tentang kehidupan Baduy masih minim, seringkali hanya berdasarkan informasi dari internet yang tidak selalu menggambarkan perspektif masyarakat Baduy itu sendiri.

Heboh Kontroversi Gelar Doktor Sang Menteri, Deolipa Singgung Dugaan Gratifikasi Pejabat UI

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UI, Dian Sulistyowati, menjelaskan bahwa Story Telling Maps ini merupakan upaya untuk memberi ruang kepada masyarakat Baduy dalam menyuarakan budaya dan adat mereka. 

"Arus wisatawan dan teknologi informasi yang masuk ke Baduy belum tentu membantu wisatawan memahami cara hidup, adat, dan budaya masyarakat Baduy secara mendalam," tulis Dian seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Depok, 1 Januari 2025.

Dian menambahkan, banyak wisatawan yang berkunjung ke Baduy tidak tahu alasan di balik kehidupan tanpa listrik dan internet, serta berbagai aspek kehidupan lainnya yang menjadi bagian penting dari budaya Baduy.

Proyek ini dimulai dengan pemetaan di beberapa kampung di Baduy Luar, seperti Kampung Legok Jeruk, Kampung Balimbing, dan Kampung Gajeboh.

Tim UI fokus pada aspek budaya, mata pencaharian, dan adat istiadat masyarakat Baduy. 

Pembuatan aplikasi ini dibatasi di wilayah Baduy Luar karena adanya larangan untuk mendokumentasikan kehidupan masyarakat Baduy Dalam.

Hasil pendokumentasian ini mencakup informasi menarik tentang sistem berladang, arsitektur rumah tradisional, tenun dan pembuatan benang dengan pewarna alam, pembuatan gula aren, serta peran sungai dalam kehidupan masyarakat Baduy.

Marno, salah satu warga Baduy Luar, menyambut baik adanya aplikasi ini. Ia menjelaskan bahwa informasi tentang Baduy yang diterima wisatawan selama ini masih terbatas pada penjelasan pemandu dan media sosial. 

"Banyak informasi tentang Baduy yang seharusnya lebih dipahami oleh wisatawan sebelum mereka berkunjung, dan Story Telling Maps ini memberi mereka akses lebih mendalam terhadap kehidupan dan budaya kami," ujar Marno.

Dengan Story Telling Maps, Jangkauan pengetahuan wisatawan dapat diperluas, memberi gambaran yang lebih lengkap mengenai kehidupan masyarakat Baduy dari sudut pandang mereka sendiri.

Aplikasi ini juga menjadi langkah penting dalam mendukung wisata berkelanjutan dan pelestarian budaya Baduy yang kian terancam oleh modernisasi dan arus informasi yang tidak selalu akurat.