SMK 1 Pemda Ponorogo Berinovasi: Mengubah Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Organik

Siswa smk ponorogo
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com

Siap –SMK 1 Pemda Ponorogo di Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, telah memulai inisiatif luar biasa untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kotoran sapi.

Breaking News! Gempa Mengguncang Pacitan, Gimana Kondisi Kampung Halaman SBY?

 Di wilayah ini, lebih dari 10.000 sapi menghasilkan sekitar 130 ton kotoran sapi, dan sebagian besar dari kotoran tersebut dibuang ke sungai.

Pencemaran ini merusak ekosistem sungai, membuatnya keruh dan berbau tak sedap. 

Indentitas Pemeran Video Asusila di Hutan Pacitan Terungkap, Ngakunya Buat Koleksi Pribadi

Alasan masyarakat membuang kotoran sapi ke sungai adalah karena mereka mengaku tidak punya tempat penampungan lagi. 

Namun, siswa SMK 1 Pemda Ponorogo telah menemukan solusi kreatif dengan mengambil inisiatif untuk mengubah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Sebanyak 44 siswa terlibat dalam proses ini. 

Heboh, Anak Selebgram Asal Malang Disiksa Pengasuhnya Sendiri, Begini Kronologinya

Mereka mengumpulkan kotoran hewan di sekitar sekolah, dan kemudian mengolahnya dengan menggunakan mesin untuk memisahkan kadar air dari kotoran sapi.

Selanjutnya, kotoran hewan tersebut dicampur dengan dolomit, sekam, mikroba, dan bioactiva untuk menambah unsur hara dan mempercepat proses fermentasi menjadi pupuk organik. 

Ketua Yayasan SMK 1 Pemda Ponorogo, Imam Subaweh, menjelaskan bahwa dalam sehari siswa bisa mengolah sekitar 1 hingga 3 ton kotoran sapi menjadi pupuk organik. 

Meskipun jumlahnya tidak banyak, upaya ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Imam juga menyoroti dampak pencemaran sungai terhadap bendungan yang menyebabkan naiknya humus kolam dan biogas, mengancam ekosistem air. 

Meski demikian, upaya ini diharapkan bisa sedikit mengurangi angka pencemaran dan merusaknya ekosistem di sungai. 

Pupuk organik yang dihasilkan juga dijual dengan harga terjangkau, sekaligus disumbangkan kepada petani di Wilayah Pudak sebagai bentuk sedekah.