Buntut Kegagalan Italia di EURO 2024, Luciano Spalletti Salahkan Inter Milan

Luciano Spalletti salahkan Inter Milan
Sumber :
  • nytimes.com

Siap – Italia gagal total pada EURO 2024. Laju anak asuh Luciano Spalletti terhenti di 16 besar usai dipermalukan Swiss dua gol tanpa balas.

Padahal di Jerman Italia berstatus sebagai juara bertahan. Namun, banyaknya materi pemain yang berbeda dari EURO 2020 lalu, ditambah pergantian pelatih membuat mereka tak mampu bicara banyak.

Dari empat pertandingan yang dilakoni hanya satu kemenangan diraih. Dari sisi skuat beberapa di antaranya padahal baru merayakan scudetto bersama Inter Milan.

Sebut saja Alessandro Bastoni, Davide Frattessi, Nicolo Barella, Federico Dimarco, dan Matteo Darmian. Tapi di sinilah Luciano Spalletti melihat masalah.

Sang allenatore menganggap para pemain Inter Milan hanya dilatih taktik dan teknik. Sedangkan sisi mental dilupakan oleh Simone Inzaghi.

“Inter memenangkan scudetto jauh lebih cepat. Saya datang ke sana dan memastikan Inzaghi terus melatihnya dengan intensitas tinggi hingga akhir musim,” Luciano Spalletti mengungkapkan.

“Tapi hanya sebatas itu. Sedangkan dari sisi mental mereka tidak diperhatikan. Mental mereka tidak begitu kuat,” jelasnya.

Semua pemain I Nerazzurri di Gli Azzurri selalu dimainkan pada EURO 2024. Tercatat hanya Matteo Darmian yang baru main sebagai starter pada dua laga terakhir.

Masalah Italia jelas bukan itu saja. Ada banyak masalah lain yang dihadapi baik sebelum maupun sepanjang turnamen berlangsung.

Luciano Spalletti juga mengakuinya. Salah satu yang disorot ialah kemauan para pemain untuk merebut bola. Hal ini setidaknya terlihat kala mereka kalah dari Spanyol dan Swiss.

“Saya mengatakan saya terkejut dengan kemauan para pemain. Saya kecewa dengan itu karena saya tidak melihat reaksi mereka. Kemarin saya melihat kurangnya keinginan merebut bola, menantang lawan,” ia menerangkan.

Tidak ketinggalan, mantan pelatih Napoli dan Inter Milan juga menggarisbawahi lawan-lawan yang dihadapi Italia memang sulit. Mulai dari fase grup sampai 16 besar.

“Kami menghadapi kesulitan. Sejarah memberi tahu kami bahwa tim yang kami hadapi terorganisir dengan baik, berpengalaman, dan matang,” tutup Luciano Spalletti.