Eks Penggawa Timnas Belgia: Ini Kesalahan Besar PSSI
- pssi.org
Siap – Timnas U-23 Indonesia gagal menembus final Piala Asia U-23. Di semifinal mereka takluk di tangan Uzbekistan 0-2.
Peluang Garuda Muda untuk terbang ke Olimpiade 2024 belum tertutup. Mereka masih bisa ke Paris andai mengalahkan Irak di perebutan tempat ketiga.
Jika pun gagal masih ada satu cara terakhir. Yakni melakoni play off melawan wakil asal Afrika. Apa pun itu asa untuk Indonesia masih ada.
Terkait kekalahan dari Uzbekistan ini menjadi perhatian banyak orang. Salah satunya mantan penggawa timnas Belgia yang kini merumput di Liga 1, Radja Nainggolan.
Radja menyoroti skuat yang dimiliki Shin Tae-yong. Menurutnya pelatih harus lebih selektif dalam memilih pemain, baik itu yang ada di Indonesia maupun naturalisasi.
Dan masalah pilihan pemain, ia menunjuk PSSI sebagai biang keladi. “Ya mereka bermain bagus tapi ketika melawan tim yang lebih sulit Anda lihat sendiri kemarin kalah 0-2,” katanya kepada Goal.
“Ada empat tendangan mengenai tiang dari Uzbekistan, jadi masih banyak hal yang harus diperbaiki,” ia menambahkan.
“Bukan hanya soal pemain internasional dari luar negeri, naturalisasi yang datang ke Indonesia tapi mereka haruslah pemain bagus. Anda tidak bisa membawa sembarang pemain muda dan langsung bermain di timnas tanpa pengalaman sebelumnya,” Radja Nainggolan menegaskan.
“Bermain di level internasional butuh pengalaman dan bagi saya ini adalah kesalahan besar dari PSSI saat ini,” imbuhnya.
Dilihat dari segi skuat sebenarnya timnas Indonesia cukup punya pengalaman. Apalagi banyak di antara mereka juga bagian dari skuat senior.
Sebut saja Ernando Ari, Pratama Arhan, Witan Sulaeman, Justin Hubner, Rafael Struick, Nathan Tjoe-A-On, dan kapten tim Rizky Ridho. Namun, memang melawan Uzbekistan Garuda Muda tampil mengecewakan.
Terlepas dari satu gol yang dicetak yang kemudian dibatalkan oleh VAR karena offside, Indonesia di bawah tekanan selama 90 menit. Fokus pemain pun jadi sorotan karena sesaat setelah gol Muhammad Ferrari dianulir, gawang Ernando Ari justru kebobolan.