Astaga, Ternyata Ini yang Dilakukan Eky dan Vina Sebelum Ditemukan Tewas di Jembatan Talun
- Istimewa
Siap –Mengejutkan, setelah bermunculannya saksi saksi baru dalam kasus Vina Cirebon, kini giliran AR yang mengaku mengenal Eky dan Vina angkat bicara sesaat sebelum terjadinya tragedi di Jembatan Talun Cirebon.
Bahkan, AR membeberkan saat saat terakhir Eky sebelum meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan di Jembatan Talun tersebut.
AR menyebutkan bahwa dirinya sempat bersama Eky untuk menjemput Vina yang kala itu tengah berada di rumah Widi.
"Saat itu sekitar habis Magrib saya dan Eky berangkat keluar ke daerah Aryakiban untuk membeli obat terlarang dan saya dikasih dua biji," ungkap AR seperti dikutip Youtube Nusantara tv, Rabu 14/8/2023.
Tak lama setelah itu, sekitar 15 menitan, kata AR Eky langsung ke rumah Widi untuk menjemput Vina.
Yang lebih mengejutkan, AR mengaku dirinya bersama Eky dan Vina sempat mabuk minuman keras (miras) dan mengonsumsi obat-obatan terlarang yang dibeli di warung di daerah Aryakiban.
Setelah menenggak miras dan mengonsumsi obat-obatan itu, AR mengaku pulang lebih dulu. Sedangkan, Eky dan Vina masih berada di lokasi.
Tak lama kemudian, AR mendengar kabar soal kematian Eky dan Vina di Jembatan Talun Cirebon.
Nah pengakuan AR ini juga sebelumnya juga telah disinggung oleh Fransiskus Marbun yang juga mengaku sebagai teman Eky.
Saat tampil dalam kanal YouTube Uya Kuya tv belum lama ini, Fransiskus Marbun juga mengungkap bahwa pada kasus Vina Cirebon ada seorang pemuda inisial A yang menemani Eky hingga pukul 22.00WIB sebelum ditemukan tewas bersama Vina.
Sosok A ini disebut paling mengetahui peristiwa pada 27 Agustus 2016 silam.
Sebab sosok A tersebut masih bersama Eky dan Vina sampai pukul 22.00 WIB.
Fransiskus Marbun mengatakan bahwa malam sebelum kasus Vina Cirebon, Eky masih bersama A.
"Ada lah saksi baru lagi, inisal A," kata Fransiskus seperti dikutip Youtube Uya Kuya tv.
Fransiskus Marbun mengatakan A bersama Eky sampai malam.
"Kalau dia sama Eky sampai jam 10 kalau gak salah. Sampai malam," katanya.
Menurutnya A dan Eky sempat minum-minuman beralkohol sebelum kasus Vina Cirebon.
"Kalau dibilang minum sempat minum juga, iya (A bilang). Minum atau make obat-obatan gitu saya lupa. Sama Eky dia," kata Fransiskus Marbun.
Hanya saja dia tak bisa memastikan Eky turut mengonsumsi obat terlarang atau tidak.
"Saya gak tahu tuh (Eky make atau gak)," katanya.
Tak hanya Itu, Fransiskus Marbun mengatakan helm pada bagian mulut itu pecah alias hancur namun kaca helm masih ada bagian sisi kanan kiri bagian depan hancur dan patah.
"Foto itu masih saya simpan, sementara fisik helmnya sudah jadi barang bukti," katanya.
Fransiskus Marbun juga mengatakan bahwa dirinya melihat langsung kondisi Eky pada saat dikamar jenazah.
Ia menuturkan bahwa pada saat itu dirinya melihat dari luar kemudian melihat kondisi helm serta mengambil foto helm, trus langsung masuk menuju kamar mayat.
"Kondisi mayat Eky saat itu mukanya sudah hancur, giginya rontok, wajahnya lebam kaya bengkak gitu, setelah itu saya langsung keluar," ungkapnya.
"Jadi helm bagian depannya yang hancur dan bau darah sementara bagian belakang hanya lecet," terangnya.
Ketika ditanya saat di kamar mayat itu sama siapa saja, Fransiskus Marbun mengaku bahwa dirinya masuk bersama sama teman tongkrongan di Warpat kurang lebih lima orang.
"Jadi awalnya, setelah mendapat kabar Eky terkena musibah, rencana nya dirinya dan teman teman saat itu ingin ke tkp eky dan vina ditemukan, tapi ga keburu trus langsung ke rumah sakit kamar mayat," tuturnya.
Lebih lanjut Fransiskus Marbun mengatakan, saat dirinya di rumah sakit sempat melihat ayah Eky yakni Iptu Rudiana yang terlihat terpukul sangat sedih karena melihat kondisi sang anak yang meningal.
"Saat itu ayah Eky Iptu Rudiana sangat sedih sampai membenturkan kepala ke tembok saking sedihnya," katanya.
Kemudian, kata Fransiskus, dari awal dirinya mendapatkan kabar adalah kecelakaan dan tau kabarnya bahwa almarhum Eky sudah masuk kamar mayat atau jenazah.
"Pada saat itu pak Rudiana juga pada malam itu meyakini bahwa kecelakaan ga," tanya Uya Kuya.
Mendengar pertanyaan tersebut, Fransiskus Marbun mengatakan bahwa dirinya dan teman temannya merasa agak kecewa dengan pak Rudiana.
Pada malam itu, kami teman teman Eky merasa sedikit kecewa dengan pak Rudiana kenapa tidak langsung diusut kan beliau seorang polisi," katanya.
"Pada saat itu beliau (Iptu Rudiana) tanda tangan kalau anaknya meninggal karena kecelakaan di rumah sakit seingat saya," sambung Marbun.
"Lantas sejak kapan kasus kecelakaan itu berubah menjadi pembunuhan," tanya Uya Kuya.
"Kalau ga salah semenjak Linda kesurupan karena itu heboh, saya ga tau yang kesurupan itu namanya linda atau bukan tapi kabar itu heboh," kata Fransiskus Marbun.
"Jadi kesurupan Linda soal pembunuhan itu membuat heboh satu Cirebon," pungkasnya.