Panik, Dianggap Temu Kejanggalan, Projo Ungkap Mundurnya Gibran dari Wali Kota Solo Untungkan PDIP
- Istimewa
Siap – Katanya Relawan Pro Jokowi atau Projo menjawab kritikan Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus yang mengatakan bahwa mundurnya Gibran Rakabuming Raka dari Wali Kota Solo terdapat sebuah kejanggalan justru membawa untung bagi PDIP.
Bendahara Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus menyampaikan, Deddy Sitorus hanya sekadar pansos semata bagi dugaan tersebut tidak tepat diarahkan kepada Gibran.
"Statement Deddy Sitorus yang mengatakan mundurnya Gibran dianggap janggal. Menurut kami statement Deddy ini hanya sedang pansos dan tidak cermat," kata Panel dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Jakarta pada Sabtu 20 Juli 2024.
Ia menyampaikan mundurnya Gibran dari Wali Kota Solo justru menguntungkan PDIP. Sebab, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa saat ini otomaris dilantik menjabat posisi Gibran.
"Mundurnya Gibran juga sebenarnya sebuah kesempatan ya bagi kader PDIP yang namanya Teguh Prakosa karena dia secara otomatis jadi Wali Kota Solo," jelasnya.
Selanjutnya, Panel menambahkan tidak ada yang spesial dari mundurnya Gibran dari jabatan Wali Kota Solo.
Lantaran putra sulung Presiden Jokowi itu mundur menjelang pelantikannya sebagai wakil presiden RI terpilih.
"Sebenarnya mundurnya Gibran ini adalah persiapan diri dari Mas Gibran untuk siap-siap menjalankan tugas sebagai Wakil Presiden," pungkasnya.
Diberitakan terlebih dulu, Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Deddy Yevri Hanteru Sitorus mempertanyakan alasan Gibran Rakabuming Raka mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo.
Deddy menganggap bahwa langkah Gibran mundur dari Wali Kota Solo merupakan keputusan yang aneh.
"Ini menurutku keputusan yang sangat aneh dan patut dipertanyakan apa sih motifnya gitu lho," ucap Deddy pada Kamis 18 Juli 2024.
Ia menegaskan, Gibran seharusnya fokus menuntaskan tugasnya di Solo ketimbang mundur.
"Kenapa dia hanya menyisakan berapa bulan kok malah mundur tuh kan, harusnya kan dia ini dong keluar dari Solo tuh baik-baik bukan mundur. Selesaikan masa tugasnya kan," ujar Deddy.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menyebut, harusnya Gibran mundur saat masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2024 lalu.
"Karena harusnya dia mundur kan sebaiknya waktu masuk masa kampanye dong. Ya, harusnya, menurut saya etikanya harusnya ada di sana," ucapnya.
Deddy pun berpendapat, tak ada alasan urgen yang mengharuskan Gibran mundur dari Wali Kota Solo.
"Kalau kemarin enggak mundur atau cuti pas kampanye ya harusnya sekarang selesaikan saja. Toh enggak ada yang urgent sehingga beliau harus mundur kan," ungkapnya.
Dia menambahkan jika seharusnya Gibran menuntaskan seluruh janjinya kepada masyarakat Solo sebelum mundur.
"Kemarin waktu kampanye malah enggak cuti. Kok ini udah enggak ada tanggung jawab kampanye malah mundur," tutur Deddy.