Aneh Tapi Nyata, Satu Terpidana Kasus Vina Ternyata Anak Keterbelakangan Mental, Kok Bisa?

Potret kuasa hukum sudirman saat ditemui Deddy Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

SiapKasus pembunuhan Vina Cirebon hingga saat ini masih menjadi sorotan publik lantaran disebut sebut penuh dengan kejanggalan dan belum terungkap karena masih ada DPO yang belum tertangkap.

Bahkan, sejumlah fakta yang janggal dalam kasus tersebut muncul satu persatu ditengah bergulirnya kasus yang belum terungkap sejak 2016 silam.

Terbaru, Pengacara Sudirman, Titin Prialianti, mengungkap ada satu sosok asing dai delapan terpidana kasus Vina Cirebon.

Sudirman merupakan satu dari delapan terpidana kasus meninggalnya Vina dan Eki, kekasihnya, pada peristiwa nahas yang terjadi pada 2016.

Dalam kasus tersebut ada 11 pelaku terlibat dalam peristiwa ini. Namun, baru delapan yang tertangkap dan dihukum pada sidang putusan 2017.

Tujuh orang dihukum seumur hidup, sedangkan satu dihukum delapan tahun.

Namun demikian, Titin yang merupakan pengacara Sudirman, meyakini ada satu sosok asing dari delapan terpidana ini.

“Dari delapan itu, satu Rivaldi, sebelumnya sudah ada di dalam (penjara) atas perkara lain membawa senjata tajam. Kemudian mereka disatukan seolah-olah saling mengenal. Yang tujuh saling kenal karena satu RW. Kalau Rivaldi itu tidak ada yang kenal. Dia kasusnya kepemilikan sajam, tapi tiba-tiba jadi satu tuntutan,” ujar Titin saat dikunjungi oleh Dedi Mulyad belum lama ini.

Sedangkan Sudirman, kata Titin, mengalami keterbelakangan mental.

“Di persidangan, saksi juga menguatkan Sudirman satu-satunya yang tidak pernah minum (minuman keras). Di persidangan juga Sudirman mengakui ‘saya disuruh mengaku begini, begini’, bahasa Sudirman seperti itu,” katanya.

Sementara itu, Suratno ayah Sudirman, juga meyakini anaknya tak terlibat dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eki.

“Waktu kejadian umur 20 tahun. Sudirman ini hanya lulus SD, tidak meneruskan (sekolah) karena anaknya keterbelakangan mental,” ujar Suratno.

Suratno mengatakan, Sudirman lebih sering berada di rumah. Dia sesekali pergi ke musala dan tidak pernah main hingga larut malam.

Malahan, kata Suratno, Sudirman kerap di-bully karena keterbelakangan mental.

Ia memastikan anaknya tidak pernah terlibat geng motor seperti yang dituduhkan.

Bahkan saat kejadian itu Sudirman baru belajar motor.

“Ditangkapnya setelah tiga hari kejadian. Demi Allah waktu kejadian itu anak saya di rumah. Anak saya keterbelakangan mental, tidak pernah gaul, pendiam. Makanya waktu ditangkap itu saya kaget,”katanya.

Dedi Mulyadi menghormati keyakinan semua pihak mulai dari kepolisian, jaksa, hakim, orang tua, dan pengacara terhadap hal tersebut.

Ia berharap kebenaran yang seutuhnya bisa terungkap.

“Mudah-mudahan peristiwa ini jadi pembelajaran bagi kita. Siapapun bersalah harus tetap dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku, yang tidak bersalah harus keluar dari ketidakbersalahannya, tanpa harus menuduh siapa yang bersalah dan siapa yang tidak bersalah,” ucap