Kesaksian Sopir Bus Maut SMK Lingga Kencana Depok: Pas Turunan Emen Tiba-tiba...

Sopir bus kecelakaan maut SMK Lingga Kencana Depok di Subang
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Sadirah, sopir Trans Putra Fajar yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok, membeberkan sejumlah fakta yang cukup mencengangkan terkait kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024. 

Akibat kejadian itu, 11 korban dinyatakan meninggal dunia, sementara lebih dari 40 orang lainnya luka-luka. Termasuk Sadirah sendiri.

Ia mengalami luka di bagian kaki, kepala dan telinga. Lantas seperti apa kronologi kecelakaan maut versi sopir bus Trans Putra Fajar itu?

Menurut Sadirah, saat bertolak dari Depok hingga menuju kawasan alun-alun Bandung, kondisi bus masih dalam keadaan normal pada Jumat, 10 Mei 2024.   

Keanehan baru terjadi setibanya di lokasi wisata Tangkuban Perahu, pada Sabtu, 11 Mei 2024. 

"Saya udah terasa tuh diatas, rem dalem jadi saya terpaksa mencari insiatif. Nah saya teleponlah montir dari rest area. Dikirimlah montir untuk nyetel rem agar stabil lagi," katanya dikutip pada Minggu, 12 Mei 2024..

Saat hendak turun dari lokasi wisata Tangkuban Perahu, Sadirah sempat memastikan kembali rema dalam keadaan aman. 

"Tahu sendiri Tangkuban Perahu kan turunananya curam, tapi masih aman terkendali sampai turunan Emen juga aman," katanya.

Kemudian, bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana ini mampir ke rumah makan di kawasan Ciater. Disitu, Sadirah kembali melakukan kroscek rem.

Namun anehnya, saat bus melaju rem kembali eror, tepatnya diturunan perempatan Ciater.

"Dari atas masih normal, nah di jalan kok angin abis pas di perempatan Ciater itu ada mobil keluar saya belok pakai rem ternyata begitu mau masuk gigi udah ga bisa. Padahal posisi rem masih diinjak, saya lihat anginnya abis," ujarnya.

"Saya bilang sama penumpang, waduh pak rem abis tolong pegangan. Karena mobil udah muilai oleng pada teriak, saya insiatif mencari tempat jalur penyelamat, ternyata tidak ada," sambungnya.

Khawatir terjadi kecelakaan beruntun, Sadirah inisiatif banting stir ke kanan, menghantam tiang listrik. 

"Kalau saya lihat di depan itu ada motor lima, terus yang lawan arah ada mobil, jadi saya terpaksa buang ke kanan ternyata ada motor satu. (Sengaja banting kanan) karena saya lihat ada tiang listrik, kalau nggak ada tiang listrik itu mobil jalan terus, masih turun." 

"Makanya lebih baik saya buang ke tiang listrik, saya buang ke kanan ternyata mobil terbalik," timpalnya lagi.

Sadirah mengatakan, saat itu dirinya sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Sejumlah penumpang pun hanya bisa teriak.

"Saya diselamatkan paling akhir karena posisi kaki saya kegencet setir. Penumpang melangkahi kepala saya semua, karena posisinya kan diatas saya dibawah, kaca yang kebuka hanya dihadapan saya," jelasnya. 

Ia kembali memastikan, bahwa kecelakaan yang dialami rombongan SMK Lingga Kencana ini terjadi karena rem blong akibat kehabisan angin. 

"Jadi kita nggak bisa masuk gigi, gigi rendah juga nggak bisa," katanya.