Demak Dilanda Banjir, Ritual Sedekah Wedhus Kendhit Ramai Viral di Medsos
- Istimewa
Siap –Ritual sedekah kambing atau wedhus kendhit belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial setelah peristiwa banjir yang melanda wilayah Demak Wedhus kendhit sendiri merupakan seekor kambing dengan bulu berwarna hitam dan disertai bulu putih yang melingkari bagian perutnya.
Seperti yang diunggah salah satu akun tik tok @liputanundaan belum lama ini. Dalam keterangan unggahan tersebut, kegiatan penyembelihan wedhus kendhit dilakukan di Norowito Demak.
Video tersebut menunjukkan sejumlah warga yang ramai-ramai menggiring seekor kambing kendhit.
Ritual tersebut bermula dari kepercayaan warga setempat bahwa banjir yang melanda desa-desa di Demak itu adalah amarah dari ular yang bersemayam di dasar sungai.
Ular tersebut meminta sesaji kambing kendhit untuk meredam amarahnya. Kisah tersebut bermula dari seorang sopir excavator, yang bekerja hingga larut malam.
Ia mengatakan bahwa dirinya merasakan getaran aneh dari dalam tanah. Menggunakan lampu sorot excavator, sopir tersebut melihat seekor ular besar dengan sisik berkilauan dan mata yang menyala.
Ular tersebut bergerak lamban mengukur galian tanah, seolah-olah mencari sesuatu yang hilang.
Konon, sopir excavator tersebut mengabaikan peringatan seorang petani tua untuk memberikan sesaji.
Namun, malam itu, ia merasakan panggilan misterius seperti berjalan di atas punggung ular tersebut.
Langkahnya yang ragu semakin yakin, seolah-olah ada kekuatan gaib yang mengarahkannya menjauh dari area tersebut.
Tak disangka, keesokan harinya, banjir datang dengan tiba-tiba dengan aliran sungai yang sangat deras.
Dari cerita tersebut kemudian muncul spekulasi bahwa banjir Demak memiliki kaitan dengan cerita yang dialami oleh sopir excavator tersebut.
Arti dan Tujuan Ritual Wedhus Kendhit Sebenarnya, ritual tersebut tidak hanya dipercaya oleh masyarakat Demak, akan tetapi telah dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta.
Ritual Wedhus Kendhit itu telah dilakukan secara berkala oleh masyarakat Dusun Sebatur, Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Dalam ritual tersebut, kambing yang disembelih itu kemudian dimasak oleh warga, khususnya laki-laki.
Tak seperti kebanyakan memasak pada umumnya, dalam ritual ini semua laki-laki tidak boleh mencicipi masakannya.
Sementara itu, kepala kambing yang disembelih kemudian diarak disertai dengan tenongan yang berisi sesajian dan alunan sholawat.
Kepala tersebut kemudian didoai oleh para pemuka agama setempat, kemudian dikuburkan.
Sementara, keempat kaki wedhus kendhit dikuburkan di empat titik yang merupakan penjuru dusun Sebatur.
Seluruh pemuka agama meminta agar penduduk desa tersebut diberikan keselamatan. Setelah ritual selesai, masakan dari kambing tersebut dimakan bersama-sama sebagai penutup upacara.
Untuk itu, sedekah kambing kendhit atau selamatan itu dikhususkan sebagai bentuk permohonan keselamatan kepada Tuhan.