Menilik Teka Teki Muara Beres, Kerajaan Islam Sunda di Tanah Pajajaran

Ilustrasi Kerajaan Muara Beres.
Sumber :
  • gurupendidikan.co.id

Siap – Mencari kesahihan sejarah ibarat merangkai kepingan puzzle. Tak semua periode sejarah tercatat dengan apik. 

Bila berbicara sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, bahkan, beberapa peneliti sering berkerut dahi lantaran sulitnya menemukan sumber sejarah sezaman dan autoritatif. 

Sumber tersebut sangat mungkin hilang, belum terlacak, atau sengaja dihilangkan.

Jika beruntung beroleh sumber pun, terkadang seorang peneliti tak bisa cepat-cepat lega. Bisa jadi sumber tersebut merupakan variasi, tak memberi informasi, bahkan anakronis. 

Salah satu babak sejarah Islam di Nusantara penuh teka-teki berada di sisi barat pulau Jawa.

Kerajaan-kerajaan Islam di tatar Sunda sering menjadi bagian tradisi oral masyarakat, tapi begitu susah melacak jejaknya di literatur sejarah. Salah satunya, Kerajaan Muara Beres.

Peta kekuasaan Kerajaan Pajajaran.

Photo :
  • Dokumentasi Yayasan Pitra Yadnya

Muara Beres, menurut Raden H. Dadang (50) seturut tradisi lisan, dipimpin oleh anak dari raja tersohor di Sunda Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dengan Kentrik Manik Mayang Sunda, bernama Pangeran Surawisesa atau Pangeran Sanghyang.

Luas kerajaan tersebut, lanjut keturunan Pangeran Surawisesa itu, terbentang mulai dari Cibinong, Bogor, hingga perbatasan antara Depok dan Jakarta. 

"Kalau daerah ini pada zaman dulu masuk dalam wilayah Karadenan," kata Raden H. Dadang sepeti dikutip di Jalan Kauman, Karadenan, Cibinong, Bogor, beberapa waktu lalu.

Meski wilayah kekuasaannya sangat luas, sambung RH Dadang, Muara Beres tetap berada di bawah naungan (Mitra Satata) Kerajaan Pajajaran dengan menempatkan Kaumpandak (nama lain daerah tersebut) sebagai pusat pemerintahan kerajaan. 

"Kota Depok dan Bogor, memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Bojong Gede dan daerah ini (Karadenan, Cibinong)," katanya.

Benteng kerajaan terentang mulai dari Depok hingga Bojong Gede. Berfungsi sebagai basis pertahanan. 

"Masih banyak yang belum tahu. Bagi kami, selaku keturunan akan selalu menjaga kisah Muara Beres agar tidak hilang termakan zaman," katanya.