Kisah Haru Muhammad Farid, Pendidik Banyuwangi yang Ikhlas Dibayar dengan Sayur
- YouTube Eka Handayani
Siap – Program wajib belajar 12 tahun telah digulirkan pemerintah sejak tahun 2015 silam. Namun sayang, masih banyak anak yang belum mendapatkan hak tersebut. Ekonomi menjadi alasan utamanya. Kondisi ini terjadi hampir di sejumlah daerah, termasuk Banyuwangi.
Berangkat dari keprihatinan itu, banyak pihak yang akhirnya turun tangan. Salah satunya adalah Muhammad Farid, seorang pria asal Banyuwangi, Jawa Timur.
Bagi Farid, sapaan akrabnya, pendidikan bisa dinikmati oleh siapapun, termasuk mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.
Untuk memulai perjuangannya tersebut, Farid kemudian mendirikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), di bawah naungan Yayasan Banyuwangi Islamic School pada tahun 2005 silam.
Kala itu usianya masih cukup muda, yakni 34 tahun.
Kendati begitu, ia mampu membangun sekolah tersebut di lahan seluas 3.000 meter persegi di kampungnya, di kawasan Banyuwangi.
Sekolah yang dirintis Farid terbilang cukup sederhana. Tak ada ruang kelas dan bangku. Ia hanya membangun aula, namun lengkap dengan mushala kecil dan sanggar.