Mengenal Sosok Tjoa Tek Swat: Ketika Seorang Pendeta Angkat Senjata

Tjoa Tek Swat dan istri.
Sumber :
  • Dok/Wiki Commons

Tjoa Tek Swat terlibat dalam sebuah gerakan bawah tanah yang dinamai Piet van Dam. Organisasi ini sebagaimana dinukil oleh Benny G Setiono dalam bukunya Etnis Tionghoa Adalah Bagian Integral Indonesia menuturkan Piet van Dam bergerak melawan Jepang. 

Anggota organisasi ini terdiri dari Tjoa Tek Swat, Warnick dan Lie Beng Giok yang belakangan berganti nama menjadi LBG Suryadinata. Mereka berjuang di wilayah Bogor dan Jakarta.

Perjuangan Tjoa Tek Swat terbilang cukup unik yakni mengumpulkan berbagai informasi penting terkait tentara Jepang, penjagaan, transportasi dan pemindahan tahanan dan gerakan kapal perang Jepang. 

Semua informasi itu kemudian diteruskan lewat pemancar radio yang dirancang sendiri dan diteruskan ke markas tentara Sekutu di Australia.

Selain memantau pergerakan tentara Jepang di Jakarta dan Bogor, Tjoa Tek Swat bersama organisasi klandestin Piet van Dam juga menyediakan senjata, suku cadang radia dan pemancar serta berbagai surat keterangan untuk kepentingan para pejuang Indonesia yang berperang melawan Jepang.

Mungkin karena dasarnya bukan tentara, perjuangan bawah tanah Pendeta Tjoa Tek Swat dan dua orang temannya itu tercium oleh bala tentara Jepang. 

Pada tanggal 1 Desember 1942, aktivitas Piet van Dam terbongkar dan ketiga anggotanya ditangkap oleh Kempetai Jepang.