Berhasil Menyita Perhatian Habib Bahar, Ini Profil Sosok Gus Baha

Potret Gus Baha
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Berpenampilan sederhana dan kharismatik, sosok K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau kerap disapa Gus Baha selalu menyita perhatian publik lantaran selalu berpenampilan sederhana.

Bahkan, Habib Bahar bin Smith yang kerap dikenal dengan gaya kontroversialnya juga mengaku sangat simpati terhadap sosok Gus Baha.

Dalam tayangan YouTube @pasukanbinsmith, Habib Bahar sempat menyampaikan pandangannya tentang sosok ulama asal Jawa Tengah tersebut.

Ia mengatakan bahwa sosok Gus Baha adalah orang yang luat biasa.

"Gus baha MasyaAllah. Beliau orang luar biasa. Beliau orang alim, tafkir, ahli pemikir. Ana seringkali mendengar ceramah beliau," katanya. 

"Dia itu tafkir, ahli pemikir. Ilmu yang beliau berikan, nasihat-nasehat, cara beliau mengisbatkan hukum-hukum itu ana lihat luar biasa, cerdas," sambungnya. 

Selain itu, Habib Bahar juga memuji penampilan Gus Baha yang sangat sederhana meski telah dikenal luas banyak orang. 

"Beliau orang cerdas. Beliau orang yang MasyaAllah, tafkir dan yang luar biasa lagi penampilan beliau sangat sederhana sekali, itu yang ana sangat senang sekali. Apa adanya, itu pendapat ana ya," kata Bahar saat menjelaskan pendapatnya tentang Gus Baha ketika ditanya warganet. 

Berikut profil K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha yang dapat meyita perhatian Habib Bahar bin Smith.

Gus Baha lahir pada 29 September 1970, Kecamatan Sarang yang menikah dengan Ning Winda asal Pesantren Sidogiri Pasuruan. 

Buah dari pernikahan tersebut, Gus Baha dan Ning Winda telah dikarunia tiga anak.

Sama seperti leluhurnya, Gus Baha juga dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Quran.  Dia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair. 

Nah berdasarkan silsilah, Gus Baha adalah putra dari seorang ulama pakar Al-Quran dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA, Kiai Nursalim al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang.  

Kemudian dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha merupakan generasi ke-4 ulama-ulama ahli Al-Qur'an. 

Sedangkan dari garis  keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyeiban atau Mbah Sambu. 

Sebagai seorang santri tulen, yang berlatar belakang pendidikan non-formal dan non-gelar. 

Gus Baha diberi keistimewaan untuk menjadi sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. 

Ia duduk bersama para Profesor, Doktor dan ahli-ahli Al-Quran dari seluruh Indonesia seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain. 

Teladan yang bisa ditiru dari Gus Baha adalah tentang kesederhanaanya.

Kesederhanaan yang dipraktikannya bukan berarti dia dari keluarga miskin.

Karena kalau dilihat dari silsilah lingkungan keluarganya, tiada satupun keluarganya yang miskin. 

Bahkan kakek Gus Baha dari jalur ibu merupakan juragan tanah di desanya.