Asal Usul Kota Depok: Jejak Sejarah yang Tersembunyi di Balik Nama
- Istimewa
Siap –Sebuah Perjalanan yang Terpatri dalam Nama Depok
Nama Depok, kini menjadi bagian penting dari peta kota satelit yang pesat pertumbuhannya. Namun, sedikit yang tahu bahwa asal-usulnya merentang dari masa kerajaan Pajajaran hingga ke pengaruh Belanda.
Dalam laporan ekspedisinya, Mbah Raden Wujud membangun padepokan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan untuk menyebarkan agama Islam, menjadikan Depok sebagai tempat tinggal dan kampung halaman.
Berdasarkan catatan sejarah, Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah Belanda, membentuk komunitas masyarakat asli Depok dengan warisan lahan kepada 150 budaknya.
Bahkan, setelah kematiannya, Depok diberikan izin membentuk pemerintahan tersendiri oleh Pemerintah Belanda.
Nama Depok pun merujuk pada bahasa Belanda, "De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen" yang artinya "Organisasi Kristen yang Pertama."
Sayangnya, seiring pesatnya pembangunan, banyak bangunan bersejarah di Depok tergelus oleh waktu.
Hanya rumah tua di kawasan Pondok Cina, Jembatan Panus, dan perkampungan Belanda yang bertahan.
Meskipun begitu, sejarah Depok tetap hidup dalam jejak-jejaknya yang kini menceritakan perjalanan panjangnya dari padepokan hingga kota satelit yang modern.
Perjalanan Tanah Depok: Dari Hak Eigendom ke Tanah Partikelir
Pertengahan 1714, tanah Depok memiliki status hak milik hingga terjadi perubahan ke tanah partikelir.
Kompleks tanah Kampung Baru yang awalnya milik para Gubernur Jenderal VOC berganti kepemilikan hingga akhirnya dijual kepada individu swasta.
Inilah kisah Depok yang mencakup masa pra-kemerdekaan hingga perjanjian pelepasan pada 1952.
Dalam setiap gugusan tanahnya, Depok menyimpan jejak sejarahnya yang menggugah untuk diungkapkan.
Sebuah cerita yang terlalu indah untuk dilupakan, sekaligus menggugah keingintahuan akan perjalanan panjang kota ini yang menyimpan warisan berharga.