Waspada! Kejahatan Siber di Indonesia Meningkat, Begini Cara Mensiasatinya

Grant Thornton Indonesia soal keamanan siber
Sumber :
  • Istimewa

"Apabila, mendekati tanggal registrasi, ada akuisisi, atau terkait kepemilikan aset, itu harus dipastikan sudah clear sehingga auditor bisa menyarankan untuk maju registrasi." 

Sementara untuk proses penjatahan saham biasanya ada auditor lain yang melakukan, jadi dua auditor berbeda untuk alokasi dan registrasi. 

Grant Thornton Indonesia sendiri sudah menaungi klien - klien yang IPO. "Termasuk juga pada masa Covid, dengan proses kerja yang saat itu membutuhkan adaptasi tinggi kami masih bisa untuk membawa klien kami IPO. Asal manajemennya commit, kami bisa membantu klien untuk IPO,” ujar Tagor. 

Sementara pada sesi kedua yang membahas tentang praktik pertahanan serta keamanan data, Goutama Bachtiar, IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia menyampaikan pentingnya bagi perusahaan untuk sadar akan keamanan dan daya tahan siber khususnya data, serta bagaimana melakukan praktiknya melalui framework cybersecurity. 

Goutama menjelaskan, secara global, jenis serangan yang sering terjadi adalah ransomware yang umum dijumpai bukan hanya di Indonesia melainkan menargetkan banyak negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Italia, Spanyol, dan negara lainnya. 

"Serangan lainnya adalah data breach atau kebocoran data," terangnya.

Dari sisi industri ini menarik, kebocoran data bukan hanya didominasi oleh sektor keuangan namun mulai banyak terlihat di sektor manufaktur, bisnis seperti professional services, dan perusahaan-perusahaan startup.