Gunung Marapi Menyimpan Tragedi Erupsi, Sementara Legenda Mak Lampir Kembali Membangkitkan Minat

Ilustrasi merapi
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Gunung Marapi di Sumatera Barat menjadi sorotan setelah mengalami erupsi dan letusan akhir pekan lalu, merenggut puluhan korban jiwa. 

Proses pencarian dan evakuasi masih berlangsung, dengan total korban meninggal dunia mencapai 23 orang per Rabu sore, 6 Desember 2023.

Meskipun tragedi tersebut menghiasi pemberitaan, Gunung Marapi menyimpan legenda yang menarik perhatian, legenda Mak Lampir.

Konon, Mak Lampir, yang menjadi mitologi masyarakat Sumatra, memiliki asal usul yang terkait erat dengan Gunung Marapi itu sendiri.

Legenda Mak Lampir berasal dari Sumatra Barat, lebih tepatnya Kabupaten Agam, tempat Gunung Marapi berdiri. 

Mak Lampir, yang pada awalnya adalah seorang putri dari Kerajaan Champa di abad ke-7, terlibat dalam kisah cinta terlarang dengan Datuk Panglima Kumbang, seorang bangsawan yang dapat berubah wujud menjadi macan kumbang atau harimau.

Namun, hubungan mereka tidak mendapatkan restu karena Datuk Panglima Kumbang berasal dari kaum siluman. 

Mak Lampir memutuskan menyepi di kaki Gunung Marapi, bertapa, dan menemui guru sakti bernama Nenek Serintil. Setelah mendapatkan kesaktian, Mak Lampir mengembara untuk mencari pujaan hatinya.

Sayangnya, kisah cinta Mak Lampir dan Datuk Panglima Kumbang berakhir tragis. 

Setelah membangkitkan Panglima Kumbang dari kematian, kecantikan Mak Lampir menjadi tumbal, dan cintanya tidak bersambut. 

Dendam pun muncul di hati Mak Lampir, dan ia bersumpah untuk memerangi kaum siluman dan Datuk Panglima Kumbang.

Mak Lampir pergi ke Pulau Jawa, bersekutu dengan jin, dan mendirikan kerajaan gaib di Gunung Merapi

Meskipun mitos menyebutkan bahwa Mak Lampir masih hidup dan tidak bisa mati, legenda ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya di sekitar Gunung Marapi.