Hikayat Moda Transportasi Antarlingkungan, dari Anglingdarma sampai Odong-odong
- Instagram @odongodongolala
Enggak terlalu penting tampilan, asalkan penumpang sampai tujuan. Begitu kira-kira semangat kemunculan angkutan bayangan antarlingkungan.
Mungkin kalian masih ingat Anglingdarma atau akronim Angkutan Lingkungan Dari Masyarakat.
Transportasi serupa mobet (kendaraan bermotor roda tiga) tersebut merupakan hasil kreatifitas masyarakat di tengah kekosongan moda transportasi terutama mampu beroperasi menjelajah jalan-jalan sempit ibu kota.
Tak heran, Anglindarma sangat diandalkan masyarakat, terutama ibu-ibu, karena praktis, bisa masuk gang-gang kecil, murah, lagipula sang pengemudi bersedia membantu mengangkat barang sampai ke rumah.
“Kami bisa ngutang, Pak. Khususnya kalau untuk mengantar anak sekolah, karena dengan para pengemudinya sudah kenal,” kata Haryati, salah pengguna Anglingdarma dikutip Kompas, 26 November 1991.
Selanjutnya, ada Odong-odong. Biasanya, Odong-odong berasal dari kendaraan roda empat butut lantas dimodifikasi seadanya lalu ditambahkan ornamentasi digemari anak-anak, seperti ikon serial atau film kartun.
Selain dari kendaraan roda empat, ada pula bentuknya serupa kereta dengan sepeda motor sebagai lokomotif.