Waduh! Wali Kota Makassar Tegur Tuntas Rocky Gerung yang Sebut Sulawesi Terlepas dari NKRI

Rocky Gerung dan ganjar pranowo
Sumber :
  • Viva.co.id

Siap –Sebuah debat panas mengenai status Pulau Sulawesi sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mencuat dalam Sarasehan Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM).

 Akademisi terkenal, Rocky Gerung, menyoroti aspek ekologis Pulau Sulawesi, menyebutnya sebagai bagian ekologis Australia, berbeda dengan pandangan ideologis yang menganggapnya sebagai bagian NKRI.

Rocky, dalam pertanyaannya kepada calon presiden Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya memahami keunikan Pulau Sulawesi secara ekologis. 

"Saya mau lihat apa pengetahuan Pak Ganjar. Apa keunikan Pulau Sulawesi? Apakah Pulau Sulawesi bagian NKRI? Itu yang pertama, silakan Pak Ganjar," tanya Rocky ke Ganjar.

"Iya bagian dari NKRI, masa enggak?" jawab Ganjar.

Dia mengutip garis Wallacea Alfred Russel Wallace yang menyatakan bahwa secara ekologis Sulawesi memiliki keterkaitan lebih dekat dengan Australia.

Meskipun Ganjar menegaskan bahwa Pulau Sulawesi adalah bagian dari NKRI, Rocky melihat hal ini sebagai jawaban ideologis semata. 

Dia merinci bahwa kota-kota di Indonesia Timur, secara ekologis, lebih dekat dengan Australia daripada bagian barat Indonesia.

Debat semakin intens ketika Rocky menyatakan perubahan Pulau Sulawesi dari pulau ekologis menjadi pulau oligarki, dengan industri ekstraktif tambang yang mengabaikan dampak ekologis. Dia juga menyoroti ketidakpahaman Ganjar terkait isu lingkungan global.

Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, merespons dengan menyanggah pandangan Rocky. 

"Selama ini kan Mas Rocky mengkritisi dan ndak pernah dikritik, gak apa-apa ini kan menyangkut paradigma. Yang pertama Mas Rocky, saya kira Sulawesi itu tidak hanya dari Australia," terang Danny.

Danny, dengan argumen geologis, menyatakan bahwa Pulau Sulawesi tetap bagian dari NKRI, meskipun mengakui adanya perbedaan lempeng di Sulawesi Tenggara. 

Dia menekankan bahwa Sulawesi adalah "centernya dunia" dari segi geologi.

Debat antara perspektif ideologis dan ekologis serta argumen geologis ini menjadi sorotan dalam sarasehan, mencerminkan kompleksitas pandangan terkait Pulau Sulawesi yang kaya akan keanekaragaman dan tantangan ekologis.